11 Maret 2011

Menunggu Pelangi

Mereka bilang aku seorang pemimpi
Karena memimpikan hujan yang jatuh dalam ruang.

Mereka bilang aku seorang pemimpi
Karena memimpikan mencium tetes pertamanya yang jatuh.

Mereka bilang aku seorang pemimpi
Karena memimpikan menyapa hujan dalam bahasa asing yang tak mereka kenal

Mereka bilang aku seorang pemimpi
Karena  memimpikan menari bersama hujan di pagi hari

Tapi …

Tahukah kau mengapa aku suka hujan?
Tahukah kau mengapa aku merindukan kecupannya yang jatuh menyapa bumi?
Tahukah kau mengapa aku ingin menari bersama dalam tariannya yang menggila?
Tahukah kau mengapa aku ingin bermain bersamanya?
Tahukah kau mengapa aku rindu menyapanya di pagi hari?

Aku bukan seorang pembohong
Aku bukan seorang yang kehilangan pikiran
Aku bukan seorang yang tersesat
Pun bukan yang terhilang

Aku jatuh cinta padanya
Aku tergila – gila padanya
Aku merindukannya
Aku memimpikannya

Aku tergila – gila padanya
Karena ia membuatku membaui aroma tubuh bumi
Yang terpapar udara dan menembus indera penciumanku
Membuatku dan bumi menyatu

Aku cinta mati padanya
Karena ia membuatku merasa begitu seksi
Saat tetes –tetesnya menyentuh tubuhku
Membuatku dan alam menyatu

Aku tertawa bersamanya
Karena ia mengajariku menghitung tiap berkat yang kupunya
Kala tetes yang jatuh menembus pori bumi
Berbagi kehidupan.

Anggap saja aku bagai kawanan manusia di belahan Afrika,
Kawanan manusia di belahan Asia Selatan
Kawanan manusia di dataran gurun Timur Tengah
Pun kawanan manusia di tempat – tempat terkering di muka bumi.

Yang memuja hujan
Yang berteriak menjerit padanya
Yang menari menggila memanggilnya
Yang tertawa riang dalam debu tebal menunggunya

Kau tak akan pernah mengerti
Kau tak akan bisa memahaminya
Kau tak akan pernah melihatnya (seperti aku menggilainya)


Hujan …
Tangis para dewi ataukah awan yang kelelahan berlari
Hujan
Keringat para dewa ataukah pengembunan massa air

Hujan …
Begitu seksi, begitu elegan
Begitu dingin, begitu mencekam
Begitu becek, begitu berlumpur
Begitu basah, begitu lembab
Begitu liar, begitu lembut
Dan aku pun tak tahu lagi

Satu yang pasti,
Aku pecinta hujan.
Panggil aku pecinta hujan pagi.

Karena aku tahu,
Hujan membuatku dekat dengan Tuhan.
Usai hujan pelangi kan menyapa;
Janji Tuhan di langit!

Dan aku kan berada di sana,
Usai hujan pagi.

M-E-N-U-N-G-G-U lelaki pelangi!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar