19 Maret 2011

Mengertilah Kumohon



Malam itu kuterbangun. Ditengah gelapnya malam kembali kuterisak. Lagi lagi kenyataan ini membuatku menangis. Menangisi mimpi yang tak mungkin kan jadi nyata.

Tertatih kuberjalan kepinggiran jendela.angin yang dingin menusuk kulit segera menyambutku, mengibaskan helai demi helai rambutku yang kini mulai berguguran. Ya.. Sakit ini. Sakit yang selalu menghantuiku.

Air mataku kembali berlinang. Ditengah kedinginan yang menusuk kembali kuterisak.ditengah isakan tangis kutatap langit, seandainya saja aku dapat seperti bulan yang tak pernah sendiri, yang selalu ditemani cahaya indahnya yang menghiasi malam.

Kicau burung kecil menarik perhatianku, kucoba untuk mencari asal suara itu namun tak kutemukan kau disana. Kau! Justru kau yang kutemukan ditengah gerimis yang kini mulai turun. Tersenyum. Kulihat kau tersenyum bersama seorang wanita yang terlihat begitu sempurna.

Tangisku pecah. Tak mampu lagi kutahan pedih dihatiku. Kenapa? Kenapa bukan aku wanita yang tersenyum bersamamu?kenapa harus dia? Kenapa bukan aku saja? Dalam diam kumerintih, berusaha untuk menyembuhkan luka dihatiku.

Tertatih kuberusaha untuk menyentuhmu, namun kuterjatuh. Dan kau... Kau hanya diam. Menatapku dengan sorot mata penuh kebencian. Aku menunduk, kembali menangis, disela tangisku aku merintih. Memohon sedikit kebaikan hatimu untuk menolongku. Kembali kau terdiam menatapku seolah olah kau merasa jijik kepadaku. Terpaku. Hanya dapat terpaku. Sebegitu hinakah aku hingga kau begitu jijik melihatku?

Seandainya saja kau mengerti. Bagaimana aku mengagumimu, menyayangimu, bahkan mencintaimu. Dalam. Begitu dalam rasaku ini. Mengertilah. Kumohon.

Tetes demi tetes air mataku mengalir membasahi pipiku. Begitu perih luka yang kau tinggalkan dihati ini. Menangis kumerintih. Tapi kau justru pergi meninggalkan kusendiri. Sendiri ditengah malam yang basah dan dingin. Dan hanya ditemani oleh tetes air mata yang terus mengalir.

Mengalir. Melepas kepergianmu dari hatiku.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar