28 Oktober 2010

Bila Aku Jatuh Cinta Ya Rabb..

Allahu Rabbi.........!!!!!!
Aku minta izin Bila suatu saat aku jatuh cinta
Jangan biarkan cinta untuk-Mu berkurang
Hingga membuat lalai akan adanya Engkau

Allahu Rabbi.........!!!!!!
Aku punya pinta
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Penuhilah hatiku dengan bilangan cinta-Mu yang tak terbatas
Biar rasaku pada-Mu tetap utuh

Allahu Rabbi.........!!!!!!
Izinkanlah bila suatu saat aku jatuh cinta
Pilihkan untukku seseorang yang hatinya penuh dengan kasih-Mu
dan membuatku semakin mengagumi-Mu

Allahu Rabbi.........!!!!!!
Bila suatu saat aku jatuh hati
Pertemukanlah kami
Berilah kami kesempatan untuk lebih mendekati cinta-Mu

Allahu Rabbi.........!!!!!!
Pintaku terakhir adalah seandainya kujatuh hati
Jangan pernah Kau palingkan wajah-Mu dariku
Anugerahkanlah aku cinta-Mu...
Cinta yang tak pernah pupus oleh waktu 

21 Oktober 2010

Tokoh-Tokoh Filsafat Modern

FILSAFAT BARAT ZAMAN MODERN

Tokoh-Tokoh Filsafat Modern
Tokoh-Tokoh Penting:
a. Nicolaus Copernicus
b. Johannes Kepler
c. Galileo Galilei
d. Francis Bacon (1561-1626)

Rasionalisme
Hampir semua ahli pikir yang muncul pada zaman ini merupakan ahli matematika seperti Descartes, Spinoza dan Leibniz Mereka mencoba menyusun suatu sistem filsafat dengan menggunakan matematika (logika kepastian)
Pelopor aliran ini adalah Rene Descartes yang dikenal sebagai bapak filsafat modern. Ia membangun filsafatnya diatas asas logis abstrak dan asas pertama suatu dalil yang eksistensial. Demikian juga dengan Spinoza dan leibniz yang memakai metode deduktif matematis ala Descartes, akan tetapi mereka lebih memusatkan perhatiannya pada persoalan metafisika.
Tokoh-Tokoh Penting:
a. Rene Descartes (1596-1650)
b. Baruch Spinoza (1632-1677)
c. G.W. Leibnitz (1646-1710)
d. Blaise Pascal
e. Christian Wolff

Empirisme
Berasal dari kata empiria, empeiros (yunani), yang berati berpengalaman dalam, berkenalan dengan, terampil untuk. Dalam bahasa latin “experiential” (pengalaman).[ ] epistemologis-empiris hobbes mengajarkan bahwa pengenalan atau pengetahuan didapat karena pengalaman dan pengalaman merupakan awal segala pengetahuan. Segala jenis pengetahuan diturunkan dari pengalaman dan hanya pengalaman yang dapat memberi jaminan akan sebuah kepastian. Sementara itu menurut john locke semua jenis pengetahuan lahir dari pengalaman. Ia menerima keraguan sebagaimana diajarkan Descartes tetapi ia menolak metode intuisi dan metode deduktif ala Descartes. Hal ini menghapus kesan filsafat Plato tentang ide. Tokoh lain David hume seorang empiris yang konsisten. Sepertinya halnya Locke ia berpendapat
bahwa keseluruhan isi dari pikiran berasal dari pengalaman. Ia berbeda terminolog dengan pendahulunya, ia membedakan dalam dua persepsi. Yakni kesan dan ide
Tokoh-Tokoh Penting:
a. Thomas Hobbes (1588-1679)
b. John Locke (1632-1704)
c. David Hume (1711-1776)

Kantianisme
Immanuel Kant dengan gigih berupaya mendamaikan pertentangan antara rasionalisme dan empirisme, ia berpendapat bahwa pengetahuan adalah hasil kerjasama dua unsur, yakni “pengalaman” dan “kearifan budi”. Pengalaman indrawi datang kemudian sedangkan akal budi merupakan unsur priori (yang datang terlebih dahulu)
Tokoh-Tokoh Penting:
a. Immanuel Kant (1724-1804)

 Idealisme
Filsafat Fichte adalah filsafat pengetahuan (wissenchaftslehre) yang sekarang dikenal dengan sebuatan epistemologi. Ia membedakan pengetahuan menjadi dua, yakni teoritis (metafisika) dan praktis (etika)
Tokoh-Tokoh Penting:
• George Berkeley (1684-1753)
• J.G. Fichte (1762 - 1814)
• F.W.J. Schelling (1775 - 1854)
• G.W.F. Hegel (1770 - 1831)
• Voltaire
• Jean Jacques Rousseau (1712-1788)
Positivisme
Pelopor utama positivisme adalah Auguste Comte. Seorang filsuf prancis yang besar pengaruhnya terhadap teknologi modern dan perkembangan sains. Comte mengajukan tesis tentang manusia, yang mengatakan bahwa manusia berkembang dalam tiga tahap, yakni tahap teologi,tahap metafisika
Tokoh-Tokoh Penting:
a. Auguste Comte (1798 - 1857)
b. John Stuart Mill (1806 - 1873)
c. Herbert Spencer (1820 - 1903)

 Materialisme
Tokoh-Tokoh Penting:
a. Ludwig Feuerbach (1804 - 1872)
b. Karl Marx (1818 - 1883)
c. Friedrich Engels (1820 – 1895)

 Pragmatisme
Tokoh-Tokoh Penting:
a. William James (1842 -1910)
b. John Dewey (1859 - 1952)

Vitalisme
Tokoh-Tokoh Penting:
a. Henri Bergson (1859 - 1941)


Fenomenologi
Tokoh-Tokoh Penting:
a. Edmund Husserl (1859 - 1938)
b. Max Scheler (1874 - 1928)

 Eksistensialisme
Tokoh-Tokoh Penting:
a. Martin Heidegger (1883 - 1976)
b. Jean Paul Satre (19051980)
c. Karl Jaspers (1883 - 1969)
d. Gabriel Marcel (1889 - 1973)
e. Soren Kierkegaard (1813 - 1855)
f. Friedrich Nietzsche (1844 - 1900)
g. Nicolas Alexandrovitch Berdyaev (1874 - 1948)

Analitis
Tokoh-Tokoh Penting:
a. Bertrand Russel
b. Ludwig Wittgenstein (1889 - 1951)
c. Gilbert Ryle
d. John Langshaw Austin

Strukturalisme
Tokoh-Tokoh Penting:
a. Levi Strauss
b. Jacques Lacan
c. Michel Foucoult

 Postmodernisme
Tokoh-Tokoh Penting:
a. Francois Lyotard
b. Jacques Derrida
c. Richard Rorty
d. Michel Foucoult

1. Renaissance di Eropa dan Perkembangan Filsafat
Tahap awal munculnya renaissance tidaklah membuat filsafat lansung bangkit dan berkembang, sebab harus berkonfrontasi dengan pemikiran keagamaan. Setelah dua zaman baru terlihat benih-benih perkembangan dibidang filsafat yang dilandasi kesadaran kuat akan eksistensi kehidupan. Diantaranya muncul tokoh seperti R. Descartes, B. Spinoza dan Leibniz. Mereka mencoba menyusun suatu sistem filsafat dengan menggunakan matematika (logika kepastian), yang kemudian membentuk diri menjadi sebuah paradigma berpikir rasional.
Munculnya Galilieo memberi arah yang tepat bagi perkembangan ilmu alam. Leonardo Davincie memperkenalkan dasar pengalaman bagi dasar ilmu alam dan matematika, serta mencoba menghindari diri sedapat mungkin dari filsafat spekulatif. Demikian juga Copernicus yang dengan pendapatnya mengenai bumi mengelilingi matahari berhasil menggulingkan filsafat Aristoteles. Kemunculan para ilmuan inilah menjadikan zaman Renaissance melangkah pada masa pendewasaannya yang dikenal dengan Aufklarung (pencerahan atau zaman budi).
2. Aufklarung
Zaman ini dikenal dengan “zaman pencerahan” atau “zaman fajar budi”, Aufklarung merupakan lanjutan dari Renaissance, kalau Renaissance dipandang sebagai peremajaan pikiran maka Aufklarung menjadi masa pendewasaannya. Dalam masa ini juga banyak muncul tokoh-tokoh filsuf, seperti di Inggris: J. Locke, G. Berkeley dan D. Hume, Di Prancis: JJ. Russeau (1712-1788).
Utamanya tokoh-tokoh ini mendasarkan pengetahuannya pada pengalaman nyata, sehingga mengarah kepada realisme yang naif, yang mengakui kebenaran objektif atas dasar pengalaman yang tanpa penelitian lebih lanjut. Tetapi kenyataan ini berubah ketika filsuf jerman Immanuel kant muncul yang mencoba menciptakan suatu sintesis dari rasionalisme dan empirisme sehingga ia dianggap sebagai filsuf terpenting zaman modern.
Keberagaman pemikiran yang berkembang melahirkan berbagai pemahaman dan kepercayaan, masing-masing mulai membentuknya menjadi paradigma yang diakui dan diterima oleh sebuah kelompok. Paradigma yang diakui inilah kemudian muncul dan menjadi semacam sekte atau aliran-aliran dalam perkembangan filsafat. Dibawah ini akan disebutkan tokoh-tokohnya sesuai dengan tugas makalah penyusun.
Renaissance
Munculnya Galilieo memberi arah yang tepat bagi perkembangan ilmu alam. Leonardo Davincie memperkenalkan dasar pengalaman bagi dasar ilmu alam dan matematika, serta mencoba menghindari diri sedapat mungkin dari filsafat spekulatif. Demikian juga Copernicus yang dengan pendapatnya mengenai bumi mengelilingi matahari berhasil menggulingkan filsafat Aristoteles.

Pengantar Ilmu Dasar Filsafat

I. PENGERTIAN FILSAFAT

1.    ARTI FILSAFAT
Filsafat adalah pandangan tentang dunia dan alam yang dinyatakan secara teori. Filsafat adalah suatu ilmu dan suatu metode berfikir untuk memecahkan problem-problem gejala alam dan masyarakat. Filsafat merupakan sikap hidup manusia dan sebagai pedoman untuk bertindak dalam menghadapi gejala-gejala alam dan masyarakat. Filsafat bukan suatu kepercayaan yang dogmatis dan membuta.
2.    PENGENALAN FILSAFAT
Persoalan pokok dalam filsafat adalah Sejarah adanya pertentangan antara ide dan materi.
Orang yang mengatakan ide ada lebih dahulu ketimbang materi, maka dia sering di sebut idealis. Sedangkan yang mengatakan materi ada lebih dahulu, maka dia di sebut materialis. Namun antara keduanya tentu tidak dapat di pisah-pisahkan. Keduanya harus runtut dan berkaitan. Karena ide tanpa di materialkan maka akan sia – sia, begitu juga dengan materi, tanpa tau teorinya maka tidak akan jadi apa – apa. Namun kita harus paham manakah yang primer dan mana yang sekunder?
Adanya serikat buruh di tempat kita bekerja, tentunya bukan muncul secara kebetulan. Namun adanya serikat buruh di karenakan adanya persoalan bersama yang tidak bisa di selesaikan secara indifidu. Sehingga dari banyaknya persoalan yang di alami oleh buruh maka berkumpulah kita untuk membentuk kelompok diskusi. Dari kelompok diskusi kemudian terbentuklah serikat buruh. Itu menunjukan bahwa, munculnya serikat buruh bukan karena kebetulan dan juga ikut – ikutan. Lahirnya Serikat Buruh bukan karena semata-mata lahir dari ide, atau dalam kata lain “jangan kita berserikat tanpa tau tujuan dari serikat itu sendiri”. Dari pemaparan tersebut dapat di simpulkan bahwa, ketika kita punya persoalan bersama dan mau menuntut untuk memperbaikinya, maka kita meski bicara strategi. Memang jika kita bicara strategi, cukup banyak strategi yang bisa di pakai. Tetapi pasti ada tahapannya. Disinilah kemudian kita harus melilih dan menentukan strateginya. Pertanyaanya kemudian, apakah kita mau berjuang sendiri, atau secara bersama-sama? Kalau bersama tentu harus ada wadahnya, atau alatnya yaitu Serikat buruh. Berarti tahapan yang mungkin di lakukan adalah berdiskusi menuju pembentukan Serikat buruh. Ini hanya tahapan-tahapan atau tekhnis menetukan strategi, tanpa bermaksud menegasikan persoalan pokoknya. Upah layak harus di rebut, Cuti harus di jalankan, jamsostek  dan tunjangamn yang lain juga harus kita dapatkan. Namun semua butuh stratergi yang matang.
Tuntutan buruh adalah tuntutan yang sangat realistis, karena semua itu muncul berdasarkan fakta bahwa, saat ini penghasilan yang di dapat oleh buruh sangat tidak mencukupi bagi keberlangsungan hidup para buruh. Adanya kebutuhan hidup yang tidak bisa di tunda. Kondisi ini tentunya bisa kita rasakan dan itu sebuah kenyataan, karena materialisme selalu bicara berdasarkan kenyataan yang ada dan bukan mengada-ngada.

3.    PERSOALAN DAN KATEGORI FILSAFAT
Filsafat mempersoalkan masalah-masalah etika/moral, aestetika/seni, sosial/politik, epistimologi/tentang pengetahuan, ontologi/tentang manusia. Kategori persoalan filsafat meliputi soal-soal hubungan antara bentuk dan isi, sebab dan akibat, gejala dan hakekat, keharusan dan kebetulan, keumuman dan kekhususan.
Filsafat mempersoalkan soal-soal yang pokok. Sedang soal yang terpokok dari persoalan filsafat adalah soal hubungan antara ide dan materi, fikiran dan keadaan. Mana yang primer dan mana yang sekunder diantara keduanya itu, ide atau materi, fikiran atau keadaan. Jawaban dari persoalan yang terpokok tersebut akan membagi semua aliran filsafat menjadi dua kubu, kubu Filsafat Idealisme dan kubu Filsafat Materialisme.
Semua aliran filsafat yang memandang dan menyatakan ide atau fikiran sebagai hal yang primer, dan materi atau keadaan sebagai hal yang sekunder, termasuk dalam kubu filsafat idealisme. Sebaliknya, semua aliran filsafat yang memandang dan menyatakan materi atau keadaan sebagai hal yang primer, dan ide atau fikiran sebagai hal yang sekunder, termasuk dalam kubu filsafat materialisme.

4.    ALIRAN DAN KUBU FILSAFAT
Filsafat mempunyai banyak sekali aliran. Tapi dari semua aliran yang banyak sekali itu bisa dibagi hanya dalam dua kubu, kubu filsafat idealisme dan kubu filsafat materialisme.
Aliran pokok filsafat adalah idealisme dan materialisme. Tapi disamping dua aliran pokok itu, terdapat aliran filsafat dualisme. Walau begitu, aliran filsafat dualisme pada hakekatnya juga termasuk aliran filsafat idealisme. Karena itu aliran filsafat dualisme juga termasuk kubu filsafat idealisme.
Filsafat dualisme pada hakekatnya juga filsafat idealisme karena pandangannya didasarkan pada ide yang mereka-reka. Filsafat dualisme yang memandang ide dan materi, fikiran dan keadaan, sebagai hal yang kedua-duanya primer. Tidak ada yang sekunder. Pandangan itu jelas tidak berdasarkan kenyataan. Itulah idealismenya filsafat dualisme.

5.    WATAK DAN KELAS FILSAFAT
Filsafat selalu mencerminkan watak dan mewakili kepentingan klas tertentu. Karena itu filsafat selalu mempunyai dan merupakan watak dari suatu klas. Filsafat Idealisme mencerminkan watak dan mewakili kepentingan klas pemilik alat produksi yang menindas dan menghisap yaitu klas-klas tuan budak atau pemilik budak, klas tuan feaodal atau tuan tanah, klas borjuis atai kapitalis, dsb. Sebaliknya filsafat materialisme mencerminkan watak dan mewakili kepentingan klas bukan pemilik alat produksi yang tertindas dan terhisap yaitu klas buruh, dsb. Sedang filsafat dualisme mencerminkan watak dan mewakili kepentingan klas pemilik alat produksi tapi yang tertindas dan juga terhisap yaitu klas borjuis kecil.

6.    PENTINGNYA BERFILSAFAT DAN CARA BELAJAR FILSAFAT
Berfilsafat itu penting. Dengan berfilsafat, orang akan mempunyai pedoman untuk bersikap dan bertindak secara sadar dalam menghadapi gejala-gejala yang timbul dalam alam dan masyarakat. Kesadaran itu akan membuat sesorang tidak mudah digoyahkan dan diombang-ambingkan oleh timbul-tenggelamnya gejala-gejala yang dihadapi.
Untuk berfilsafat, orang harus belajar filsafat. Dan belajar filsafat harus dengan cara yang benar. Cara belajar filsafat ialah harus menangkap ajaran dan pengertiannya secara ilmu, lalu memadukan ajaran dan pengertian itu dengan praktek, selanjutnya mengambil pengalaman dari praktek itu, dan kemudian menyimpulkan praktek itu secara ilmu.

7.    ARTI BERFILSAFAT
Berfilsafat berarti bersikap dan bertindak secara sadar berdasarkan ilmu dan metode berfikir terhadap gejala-gejala alam dan masyarakat yang dihadapi.
Berfilsafat bukan bersikap dan bertindak secara tradisi, menurut kebiasaan atau berdasarkan naluri turun-temurun dalam menghadapi dan memecahkan problem-problem gejala-gejala itu.

8.    RANGKUMAN TENTANG FILSAFAT :
A.    Filsafat adalah cara memandang sesuatu hubungan berdasarkan naluri/dunia (aspek hubungan dunia subyektif) dan dunia (aspek obyektif)
Jelaskan: Berfilsafat berarti menggali pokok persoalan yang muncul/yang ada di hadapan kita secara nyata, yang bisa kita lihat, kita rasakan, bisa kita raba,  untuk kemudian mencari jalan keluarnya dengan mengambil langkah langkah yang benar berdasarkan kondisi obyektifnya.
B.    Kegunaan filsafat adalah sebagai alat untuk mencari sesuatu yang ilmiah, yang bisa di terima secara akal sehat, berdasarkan pandangan obyektif. Jelaskan: Contoh: Mayoritas buruh ketika menghadapi persoalan yang ada/kasus maka buruh tidak akan lagi bisa berfikir secara jernih, misalkan ketika perusahaan memPHK dirinya dengan alasan Efisiensi, Bangkrut, atau Rugi. Kemudian tanpa di berikan haknya sesuai dengan aturan, maka karena cara pandang yang di pakai hanya sekilas dan mengikuti apa yang di sampaikan perusahaan, maka buruh dengan mudah menerima karena takut bila tidak di terima, ia  tidak akan mendapatkan apa-apa. Karena kita dengan mudah percaya bahwa perusahaan bangkrut dan sudah nggak punya uang. Sehingga tanpa berfikir panjang dan mencari kebenaran apa yang terjadi, ia akan menerima. Padahal yang sebenarnya terjadi adalah pengusaha memPHK hanya ingin merubah status buruhnya yang semula tetap menjadi kontrak.
C.    Perlunya kita berfilsafat adalah supaya kita mampu menilai sesuatu dan memahami sesuatu itu berdasarkan kebenaran yang hakiki.
Jelaskan: Orang yang berfilsafat maka dia sangat jeli dalam memilih dan menetukan sesuatu tindakan, karena berdasarkan pertimbangan yang matang dalam mengambil keputusan, kaya strategi dan ia bicara/bertindak berdasarkan bukti. Dengan begitu maka ia tidak akan mudah menyerah, karena pisau analisanya cukup tajam.

II.    TENTANG FILSAFAT M.D.H.
1.    Arti M.D.H.
M.D.H. adalah materialisme Dialektik dan Materialisme Histori. Materialisme Dialektik berarti pandangannya materialis dan metodenya dialektis. Sedang Materialisme Historis berarti Materialisme Dialektika yang diterapkan dalam gejala sosial atau masyarakat.
2.    Lahirnya M.D.H dan Penciptanya
Filsafat M.D.H lahir sesudah lahirnya berbagai macam filsafat yang pandangannya materialis atau yang metodenya dialektis. Sedang penciptanya adalah Karl Marx.
Filsafat M.D.H. merupakan hasil kesimpulan dan ciptaan Karl Marx sesudah Karl Marx belajar dan mengambil dari kebenaran ajaran pandangan Filsafat Materialisme Faeuerbach dan metode filsafat dialektik Hegel. Karl mengambil isinya yang benar dari pandangan materialis filsafat Feuerbach dan membuang kulitnya yang salah dari metodenya yang metafisis. Selanjutnya Karl Marx mengambil isinya yang benar dari metode dialektis filsafat Hegel dan membuang kulitnya yang salah dari pandangannya yang idealis.
Karl Marx menerima kebenaran pandangan materialme filsafat Feuerbach, tapi menolak kesalahan metodenya yang metafisis. Juga Karl Marx menerima kebenaran metode dialektis filsafat Hegel, tapi menolak kesalahan pandangannya yang idealis.
Kesimpulan dari itu Karl Marx menciptakan Filsafat M.D.H dan lahirlah filsafat M.D.H. Karl Marx.
3.    Ciri dan Watak Klas M.D.H.
Ciri-ciri filsafat M.D.H. ialah; Ilmiah, Objektif, Universal, Praktis, Lengkap dan Revolusioner.
Ilmiah, karena metodenya dialektis.
Objektif, karena pandangannya materialis.
Universal, karena ajarannya tidak hanya berlaku didalam alam, tapi juga berlaku didalam masyarakat.
Praktis, karena ajarannya dapat dibuktikan dan dilaksanakan.
Lengkap, karena ajarannya tidak hanya bicara soal alam, tapi juga soal masyarakat.
Revolusioner, karena ajarannya selalu berpihak kepada apa yang sedang tumbuh dan melawan apa yang sedang melayu berdasarkan hukum perkembangannya. Selanjutnya selalu menuntut penghancuran terhadap apa yang sudah tua, dan membangun yang baru dan lebih maju.
Filsafat M.D.H. mencerminkan watak dan mewakili kepentingan klas bukan pemilik alat produksi yaitu klas buruh atau klas proletar yang tertindas dan terhisap, serta merupakan satu-satunya filsafat yang berpihak kepada klas buruh atau klas proletar itu.
4.    M.D.H. dan Klas Buruh serta Peranannya
Filsafat M.D.H. merupakan senjata moril bagi perjuangan klas buruh. Tanpa filsafat M.D.H, perjuangan klas buruh tidak akan mempunyai kekuatan raksasa. Perjuangan tidak akan mencapai hasil yang fundamentil, dan akan gagal. Sebaliknya, klas buruh merupakan senjata materiil bagi filsafat M.D.H. Tanpa klas buruh, filsafat M.D.H. tidak akan mempunyai kekuatan dan tidak akan ada artinya sebagai ilmu sosial. Sebab, hanya klas buruh yang mampu dan konsekuen melaksanakan ajaran Filsafat M.D.D. didalam praktek.
5.    Pentingnya Berfilsafat M.D.H.
Filsafat M.D.H. adalah filsafat yang benar. Karena itu berfilsafat M.D.H. penting. Dengan berfilsafat M.D.H, orang akan memiliki ilmu berfikir, pandangan dan metode berfikir yang benar. Dengan itu berarti mempunyai pedoman yang tepat untuk mengambil sikap dan bertindak yang tepat dalam menghadapi gejala-gejala dan memecahkan problem-problemnya yang timbul didalam alam dan masyarakat.
Dengan begitu, orang yang berfilsafat M.D.H. akan memiliki pandangan yang jauh kedepan dan revolusioner. Juga akan mempunyai sikap yang teguh dan konsekuen, tidak mudah digoyahkan dan dombang ambing oleh keadaan atau oleh gejala-gejala yang dihadapi.
6.    Cara Belajar Filsafat M.D.H.
Filsafat M.D.H. adalah suatu ilmu dan merupakan senjata perjuangan revolusioner klas buruh atau klas yang tertindas dan terhisap. Karena itu belajar filsafat M.D.H. harus secara ilmiah dan berwatak klas buruh, yaitu :
Dengan pendirian klas proletar dan melawan ideologi klas non-proletar yang ada didalam diri sendiri.
    Secara ilmiah dan melaksanakannnya didalam praktek.
    Menarik pengalaman dari pelaksanaan praktek dan menyimpulkan hasil praktek itu.
   Menangkap pengertian dan menggenggam semangat revolusionernya serta selalu menuntut perubahan dengan membangun yang baru dan lebih maju.
Ilmu Dan Filsafat                                                              
metafisika-1-okppt                                                            

Filsafat Ilmu Sebagai Landasan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Alam

1.Pendahuluan Ditinjau dari segi historis, hubungan antara filsafat dan ilmu pengetahuan mengalami perkembangan yang sangat menyolok. Pada permulaan sejarah filsafat di Yunani, “philosophia” meliputi hampir seluruh pemikiran teoritis. Tetapi dalam perkembangan ilmu pengetahuan dikemudian hari, ternyata juga kita lihat adanya kecenderungan yang lain. Filsafat Yunani Kuno yang tadinya merupakan suatu kesatuan kemudian menjadi terpecah-pecah (Bertens, 1987, Nuchelmans, 1982).
Lebih lanjut Nuchelmans (1982), mengemukakan bahwa dengan munculnya ilmu pengetahuan alam pada abad ke 17, maka mulailah terjadi perpisahan antara filsafat dan ilmu pengetahuan. Dengan demikian dapatlah dikemukakan bahwa sebelum abad ke 17 tersebut ilmu pengetahuan adalah identik dengan filsafat. Pendapat tersebut sejalan dengan pemikiran Van Peursen (1985), yang mengemukakan bahwa dahulu ilmu merupakan bagian dari filsafat, sehingga definisi tentang ilmu bergantung pada sistem filsafat yang dianut.
Dalam perkembangan lebih lanjut menurut Koento Wibisono (1999), filsafat itu sendiri telah mengantarkan adanya suatu konfigurasi dengan menunjukkan bagaimana “pohon ilmu pengetahuan” telah tumbuh mekar-bercabang secara subur. Masing-masing cabang melepaskan diri dari batang filsafatnya, berkembang mandiri dan masing-masing mengikuti metodologinya sendiri-sendiri.
Dengan demikian, perkembangan ilmu pengetahuan semakin lama semakin maju dengan munculnya ilmu-ilmu baru yang pada akhirnya memunculkan pula sub-sub ilmu pengetahuan baru bahkan kearah ilmu pengetahuan yang lebih khusus lagi seperti spesialisasi-spesialisasi. Oleh karena itu tepatlah apa yang dikemukakan oleh Van Peursen (1985), bahwa ilmu pengetahuan dapat dilihat sebagai suatu sistem yang jalin-menjalin dan taat asas (konsisten) dari ungkapan-ungkapan yang sifat benar-tidaknya dapat ditentukan.
Terlepas dari berbagai macam pengelompokkan atau pembagian dalam ilmu pengetahuan, sejak F.Bacon (1561-1626) mengembangkan semboyannya “Knowledge Is Power”, kita dapat mensinyalir bahwa peranan ilmu pengetahuan terhadap kehidupan manusia, baik individual maupun sosial menjadi sangat menentukan. Karena itu implikasi yang timbul menurut Koento Wibisono (1984), adalah bahwa ilmu yang satu sangat erat hubungannya dengan cabang ilmu yang lain serta semakin kaburnya garis batas antara ilmu dasar-murni atau teoritis dengan ilmu terapan atau praktis.
Untuk mengatasi gap antara ilmu yang satu dengan ilmu yang lainnya, dibutuhkan suatu bidang ilmu yang dapat menjembatani serta mewadahi perbedaan yang muncul. Oleh karena itu, maka bidang filsafatlah yang mampu mengatasi hal tersebut. Hal ini senada dengan pendapat Immanuel kant (dalam kunto Wibisono dkk., 1997) yang menyatakan bahwa filsafat merupakan disiplin ilmu yang mampu menunjukkan batas-batas dan ruang lingkup pengetahuan manusia secara tepat. Oleh sebab itu Francis bacon (dalam The Liang Gie, 1999) menyebut filsafat sebagai ibu agung dari ilmu-ilmu (the great mother of the sciences).
Lebih lanjut Koento Wibisono dkk. (1997) menyatakan, karena pengetahuan ilmiah atau ilmu merupakan “a higher level of knowledge”, maka lahirlah filsafat ilmu sebagai penerusan pengembangan filsafat pengetahuan. Filsafat ilmu sebagai cabang filsafat menempatkan objek sasarannya: Ilmu (Pengetahuan). Bidang garapan filsafat ilmu terutama diarahkan pada komponen-komponen yang menjadi tiang penyangga bagi eksistensi ilmu yaitu: ontologi, epistemologi dan aksiologi. Hal ini didukung oleh Israel Scheffler (dalam The Liang Gie, 1999), yang berpendapat bahwa filsafat ilmu mencari pengetahuan umum tentang ilmu atau tentang dunia sebagaimana ditunjukkan oleh ilmu.
Interaksi antara ilmu dan filsafat mengandung arti bahwa filsafat dewasa ini tidak dapat berkembang dengan baik jika terpisah dari ilmu. Ilmu tidak dapat tumbuh dengan baik tanpa kritik dari filsafat. Dengan mengutip ungkapan dari Michael Whiteman (dalam Koento Wibisono dkk.1997), bahwa ilmu kealaman persoalannya dianggap bersifat ilmiah karena terlibat dengan persoalan-persoalan filsafati sehingga memisahkan satu dari yang lain tidak mungkin. Sebaliknya, banyak persoalan filsafati sekarang sangat memerlukan landasan pengetahuan ilmiah supaya argumentasinya tidak salah.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas serta dikaitkan dengan permasalahan yang penulis akan jelajahi, maka penulisan ini akan difokuskan pada pembahasan tentang: “Filsafat Ilmu Sebagai Landasan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Alam”, dengan pertimbangan bahwa latar belakang pendidikan penulis adalah ilmu pengetahuan alam (MIPA – Kimia).
2. Pengertian Filsafat
Perkataan Inggris philosophy yang berarti filsafat berasal dari kata Yunani “philosophia” yang lazim diterjemahkan sebagai cinta kearifan. Akar katanya ialah philos (philia, cinta) dan sophia (kearifan). Menurut pengertiannya yang semula dari zaman Yunani Kuno itu filsafat berarti cinta kearifan. Namun, cakupan pengertian sophia yang semula itu ternyata luas sekali. Dahulu sophia tidak hanya berarti kearifan saja, melainkan meliputi pula kebenaran pertama, pengetahuan luas, kebajikan intelektual, pertimbangan sehat sampai kepandaian pengrajin dan bahkan kecerdikkan dalam memutuskan soal-soal praktis (The Liang Gie, 1999).
Banyak pengertian-pengertian atau definisi-definisi tentang filsafat yang telah dikemukakan oleh para filsuf. Menurut Merriam-Webster (dalam Soeparmo, 1984), secara harafiah filsafat berarti cinta kebijaksanaan. Maksud sebenarnya adalah pengetahuan tentang kenyataan-kenyataan yang paling umum dan kaidah-kaidah realitas serta hakekat manusia dalam segala aspek perilakunya seperti: logika, etika, estetika dan teori pengetahuan.
Kalau menurut tradisi filsafati dari zaman Yunani Kuno, orang yang pertama memakai istilah philosophia dan philosophos ialah Pytagoras (592-497 S.M.), yakni seorang ahli matematika yang kini lebih terkenal dengan dalilnya dalam geometri yang menetapkan a2 + b2 = c2. Pytagoras menganggap dirinya “philosophos” (pencinta kearifan). Baginya kearifan yang sesungguhnya hanyalah dimiliki semata-mata oleh Tuhan. Selanjutnya, orang yang oleh para penulis sejarah filsafat diakui sebagai Bapak Filsafat ialah Thales (640-546 S.M.). Ia merupakan seorang Filsuf yang mendirikan aliran filsafat alam semesta atau kosmos dalam perkataan Yunani. Menurut aliran filsafat kosmos, filsafat adalah suatu penelaahan terhadap alam semesta untuk mengetahui asal mulanya, unsur-unsurnya dan kaidah-kaidahnya (The Liang Gie, 1999).
Menurut sejarah kelahiran istilahnya, filsafat terwujud sebagai sikap yang ditauladankan oleh Socrates. Yaitu sikap seorang yang cinta kebijaksanaan yang mendorong pikiran seseorang untuk terus menerus maju dan mencari kepuasan pikiran, tidak merasa dirinya ahli, tidak menyerah kepada kemalasan, terus menerus mengembangkan penalarannya untuk mendapatkan kebenaran (Soeparmo, 1984).
Timbulnya filsafat karena manusia merasa kagum dan merasa heran. Pada tahap awalnya kekaguman atau keheranan itu terarah pada gejala-gejala alam. Dalam perkembangan lebih lanjut, karena persoalan manusia makin kompleks, maka tidak semuanya dapat dijawab oleh filsafat secara memuaskan. Jawaban yang diperoleh menurut Koento Wibisono dkk. (1997), dengan melakukan refleksi yaitu berpikir tentang pikirannya sendiri. Dengan demikian, tidak semua persoalan itu harus persoalan filsafat.
3. Filsafat Ilmu
Pengertian-pengertian tentang filsafat ilmu, telah banyak dijumpai dalam berbagai buku maupun karangan ilmiah lainnya. Menurut The Liang Gie (1999), filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia. Filsafat ilmu merupakan suatu bidang pengetahuan campuran yang eksistensi dan pemekarannya bergantung pada hubungan timbal-balik dan saling-pengaruh antara filsafat dan ilmu.
Sehubungan dengan pendapat tersebut serta sebagaimana pula yang telah digambarkan pada bagian pendahuluan dari tulisan ini bahwa filsafat ilmu merupakan penerusan pengembangan filsafat pengetahuan. Objek dari filsafat ilmu adalah ilmu pengetahuan. Oleh karena itu setiap saat ilmu itu berubah mengikuti perkembangan zaman dan keadaan tanpa meninggalkan pengetahuan lama. Pengetahuan lama tersebut akan menjadi pijakan untuk mencari pengetahuan baru. Hal ini senada dengan ungkapan dari Archie J.Bahm (1980) bahwa ilmu pengetahuan (sebagai teori) adalah sesuatu yang selalu berubah.
Dalam perkembangannya filsafat ilmu mengarahkan pandangannya pada strategi pengembangan ilmu yang menyangkut etik dan heuristik. Bahkan sampai pada dimensi kebudayaan untuk menangkap tidak saja kegunaan atau kemanfaatan ilmu, tetapi juga arti maknanya bagi kehidupan manusia (Koento Wibisono dkk., 1997).
Oleh karena itu, diperlukan perenungan kembali secara mendasar tentang hakekat dari ilmu pengetahuan itu bahkan hingga implikasinya ke bidang-bidang kajian lain seperti ilmu-ilmu kealaman. Dengan demikian setiap perenungan yang mendasar, mau tidak mau mengantarkan kita untuk masuk ke dalam kawasan filsafat. Menurut Koento Wibisono (1984), filsafat dari sesuatu segi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang berusaha untuk memahami hakekat dari sesuatu “ada” yang dijadikan objek sasarannya, sehingga filsafat ilmu pengetahuan yang merupakan salah satu cabang filsafat dengan sendirinya merupakan ilmu yang berusaha untuk memahami apakah hakekat ilmu pengetahuan itu sendiri.
Lebih lanjut Koento Wibisono (1984), mengemukakan bahwa hakekat ilmu menyangkut masalah keyakinan ontologik, yaitu suatu keyakinan yang harus dipilih oleh sang ilmuwan dalam menjawab pertanyaan tentang apakah “ada” (being, sein, het zijn) itu. Inilah awal-mula sehingga seseorang akan memilih pandangan yang idealistis-spiritualistis, materialistis, agnostisistis dan lain sebagainya, yang implikasinya akan sangat menentukan dalam pemilihan epistemologi, yaitu cara-cara, paradigma yang akan diambil dalam upaya menuju sasaran yang hendak dijangkaunya, serta pemilihan aksiologi yaitu nilai-nilai, ukuran-ukuran mana yang akan dipergunakan dalam seseorang mengembangkan ilmu.
Dengan memahami hakekat ilmu itu, menurut Poespoprodjo (dalam Koento Wibisono, 1984), dapatlah dipahami bahwa perspektif-perspektif ilmu, kemungkinan-kemungkinan pengembangannya, keterjalinannya antar ilmu, simplifikasi dan artifisialitas ilmu dan lain sebagainya, yang vital bagi penggarapan ilmu itu sendiri. Lebih dari itu, dikatakan bahwa dengan filsafat ilmu, kita akan didorong untuk memahami kekuatan serta keterbatasan metodenya, prasuposisi ilmunya, logika validasinya, struktur pemikiran ilmiah dalam konteks dengan realitas in conreto sedemikian rupa sehingga seorang ilmuwan dapat terhindar dari kecongkakan serta kerabunan intelektualnya.
4. Filsafat Ilmu sebagai Landasan Pengembangan Pengetahuan Alam
Frank (dalam Soeparmo, 1984), dengan mengambil sebuah rantai sebagai perbandingan, menjelaskan bahwa fungsi filsafat ilmu pengetahuan alam adalah mengembangkan pengertian tentang strategi dan taktik ilmu pengetahuan alam. Rantai tersebut sebelum tahun 1600, menghubungkan filsafat disatu pangkal dan ilmu pengetahuan alam di ujung lain secara berkesinambungan. Sesudah tahun 1600, rantai itu putus. Ilmu pengetahuan alam memisahkan diri dari filsafat. Ilmu pengetahuan alam menempuh jalan praktis dalam menurunkan hukum-hukumnya. Menurut Frank, fungsi filsafat ilmu pengetahuan alam adalah menjembatani putusnya rantai tersebut dan menunjukkan bagaimana seseorang beranjak dari pandangan common sense (pra-pengetahuan) ke prinsip-prinsip umum ilmu pengetahuan alam. Filsafat ilmu pengetahuan alam bertanggung jawab untuk membentuk kesatuan pandangan dunia yang di dalamnya ilmu pengetahuan alam, filsafat dan kemanusian mempunyai hubungan erat.
Sastrapratedja (1997), mengemukakan bahwa ilmu-ilmu alam secara fundamental dan struktural diarahkan pada produksi pengetahuan teknis dan yang dapat digunakan. Ilmu pengetahuan alam merupakan bentuk refleksif (relefxion form) dari proses belajar yang ada dalam struktur tindakan instrumentasi, yaitu tindakan yang ditujukan untuk mengendalikan kondisi eksternal manusia. Ilmu pengetahuan alam terkait dengan kepentingan dalam meramal (memprediksi) dan mengendalikan proses alam. Positivisme menyamakan rasionalitas dengan rasionalitas teknis dan ilmu pengetahuan dengan ilmu pengetahuan alam.
Menurut Van Melsen (1985), ciri khas pertama yang menandai ilmu alam ialah bahwa ilmu itu melukiskan kenyataan menurut aspek-aspek yang mengizinkan registrasi inderawi yang langsung. Hal kedua yang penting mengenai registrasi ini adalah bahwa dalam keadaan ilmu alam sekarang ini registrasi itu tidak menyangkut pengamatan terhadap benda-benda dan gejala-gejala alamiah, sebagaimana spontan disajikan kepada kita. Yang diregistrasi dalam eksperimen adalah cara benda-benda bereaksi atas “campur tangan” eksperimental kita. Eksperimentasi yang aktif itu memungkinkan suatu analisis jauh lebih teliti terhadap banyak faktor yang dalam pengamatan konkrit selalu terdapat bersama-sama. Tanpa pengamatan eksperimental kita tidak akan tahu menahu tentang elektron-elektron dan bagian-bagian elementer lainnya.
Ilmu pengetahuan alam mulai berdiri sendiri sejak abad ke 17. Kemudian pada tahun 1853, Auguste Comte mengadakan penggolongan ilmu pengetahuan. Pada dasarnya penggolongan ilmu pengetahuan yang dilakukan oleh Auguste Comte (dalam Koento Wibisono, 1996), sejalan dengan sejarah ilmu pengetahuan itu sendiri, yang menunjukkan bahwa gejala-gejala dalam ilmu pengetahuan yang paling umum akan tampil terlebih dahulu. Dengan mempelajari gejala-gejala yang paling sederhana dan paling umum secara lebih tenang dan rasional, kita akan memperoleh landasan baru bagi ilmu-ilmu pengetahuan yang saling berkaitan untuk dapat berkembang secara lebih cepat. Dalam penggolongan ilmu pengetahuan tersebut, dimulai dari Matematika, Astronomi, Fisika, Ilmu Kimia, Biologi dan Sosilogi. Ilmu Kimia diurutkan dalam urutan keempat.
Penggolongan tersebut didasarkan pada urutan tata jenjang, asas ketergantungan dan ukuran kesederhanaan. Dalam urutan itu, setiap ilmu yang terdahulu adalah lebih tua sejarahnya, secara logis lebih sederhana dan lebih luas penerapannya daripada setiap ilmu yang dibelakangnya (The Liang Gie, 1999).
Pada pengelompokkan tersebut, meskipun tidak dijelaskan induk dari setiap ilmu tetapi dalam kenyataannya sekarang bahwa fisika, kimia dan biologi adalah bagian dari kelompok ilmu pengetahuan alam.
Ilmu kimia adalah suatu ilmu yang mempelajari perubahan materi serta energi yang menyertai perubahan materi. Menurut ensiklopedi ilmu (dalam The Liang Gie, 1999), ilmu kimia dapat digolongkan ke dalam beberapa sub-sub ilmu yakni: kimia an organik, kimia organik, kimia analitis, kimia fisik serta kimia nuklir.
Selanjutnya Auguste Comte (dalam Koento Wibisono, 1996) memberi efinisi tentang ilmu kimia sebagai “… that it relates to the law of the phenomena of composition and decomposition, which result from the molecular and specific mutual action of different subtances, natural or artificial” ( arti harafiahnya kira-kira adalah ilmu yang berhubungan dengan hukum gejala komposisi dan dekomposisi dari zat-zat yang terjadi secara alami maupun sintetik). Untuk itu pendekatan yang dipergunakan dalam ilmu kimia tidak saja melalui pengamatan (observasi) dan percobaan (eksperimen), melainkan juga dengan perbandingan (komparasi).
Jika melihat dari sejarah perkembangan ilmu pengetahuan alam, pada mulanya orang tetap mempertahankan penggunaan nama/istilah filsafat alam bagi ilmu pengetahuan alam. Hal ini dapat dilihat dari judul karya utama dari pelopor ahli kimia yaitu John Dalton: New Princiles of Chemical Philosophy.
Berdasarkan hal tersebut maka sangatlah beralasan bahwa ilmu pengetahuan alam tidak terlepas dari hubungan dengan ilmu induknya yaitu filsafat. Untuk itu diharapkan uraian ini dapat memberikan dasar bagi para ilmuan IPA dalam merenungkan kembali sejarah perkembangan ilmu alam dan dalam pengembangan ilmu IPA selanjutnya.
5. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, maka disimpulkan bahwa filsafat ilmu sangatlah tepat dijadikan landasan pengembangan ilmu khususnya ilmu pengetahuan alam karena kenyataanya, filsafat merupakan induk dari ilmu pengetahuan alam.
FIL-PCSLA                                                            

KONSEP DASAR FILSAFAT

  1. Pengertian filsafat
  • Harfiah filsafat berasal dari falsafatun(B.Arab) yang berakar dari Yunani Philo (cinta) dan Sophia (pengetahuan, hikmah)
  • Istilah(praktis) alam pikiran. Maksudnya, berpikir scr mendalam dan sungguh-sungguh.1
    • Filsafat : sejenis pengetahuan yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan akal pikiran belaka.2
    • Filsafat : sejenis pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai oleh akal dan bagaimana sikap manusia setelah mencapai pengetahuan itu.3
    • Filsafat : the attempt to answer ultimate question critically.4
    • Filsafat : pemikiran teoritis tentang susunan kenyataan sebagai keseluruhan.5
    • Filsafat : a collective name for question which have not been answerd to the satisfication of all thathave asked them.6

  1. Apa yang dicari filsafat..?
  • Filsafat mencari:
  1. hakikat dari segenap kenyataan yang ada (garapan metafisika)
  2. hakikat dari sebagian kenyataan yang ada (garapan cabang filsafat).
  3. filsafat kealaman mencari hakikat kealaman
  4. filsafat kejiwaan manusia mencari hakikat manusia
  5. filsafat ketuhanan mencari hakikat tuhan
  • metafisika adalah inti semua filsafat
  • filsafat adalah induk semua ilmu pengetahuan
  1. ilmu pengetahuan kefilsafatan
  2. ilmu pengetahuan kealaman
  3. ilmu pengetahuan kejiwaan manusia
  4. ilmu pengetahuan ketuhanan
3. Apa Hakikat Itu..?
  • hal yang paling esensial (terdalam).
  • Sesuatu di belakang kenyataan, bersifat transcendental, di luar jangkauan indrawi.
  • hanya dapat dijangkau melalui penalaran murni (akal budi), renungan filsafat
  • merenung mencari hakikat adalah proses berfilsafat, contoh sehari-hari :
melayat orang meninggal ingat akan segala hal di belakang peristiwa tersebut yaitu;
hakikat mati :
  • kembali ke asal
  • berhenti fungsi fisiologi
  • meninggalkan nilai-nilai : iman, amal ibadah
Respon Penulis
    1. Dari pengertian filsafat tsb. bahwa kecintaan terhadap pengetahuan muaranya pada kebijaksanaan sehingga akan berlaku bajik(tidak sombong)
    2. Buah pemikiran(hakekat sesuatu) akan sangat tergantung pada sejauh mana proses berpikir filosof
    3. Proses berpikir itu sangat dipengaruhi oleh intelejensia, situasi dan kondisi si filosof
    4. Sifat kebenaran yang diperoleh setiap filosof adalah spekulatif (tidak sama)

20 Oktober 2010

Mahluk apakah Dirimu???

Ikhlas,,
Terbuat dari apakah dirimu?
Begitu indah maknamu
Seindah Dia yang menciptakanmu
Ikhlas,,
Ku tlah meremehkanmu
Kini ku sangat membutuhkanmu
Kesabaranku belum lengkap tanpamu
Ikhlas,,
Tersiksa hidupku tanpamu
Tak ingin ku terus sakiti diriku
Maka kini ku mencarimu
Ikhlas,,
Dimana kan kutemukan dirimu?
Ku tau kau ada di salah satu ruang pada diriku
Tunjukkan jalanku menujumu
Ikhlas,,
Ingin ku raih dirimu
Tuk selamatkan diriku
Sepanjang hidupku

Hukum & Teori Kesetian

Kesetiaan merupakan sebuah kata yang cukup indah dan abohay. Ya, semua orang berharap atas kesetiaan seseorang, dan orang juga saling mempercayai antar kesetiaan. Banyak orang berharap mempunyai seseorang yang selalu setia di sisinya, dan mereka juga berharap bisa menjadi setia di mata seseorang lain.

Tetapi, “ Sesungguhnya kesetiaan akan menimbulkan bencara antar orang yang setia.”
Pernyataan tersebut saya namakan Hukum Kesetiaan I (Ilham G.). Why…???(mungkin anda bertanya-tanya arti pernyataan saya seperti itu), hag hag hag. Bisa dibilang begitu ya, sebuah kesetiaan akan menimbulkan bencana. Sebelum membahas itu pertama kita akan membahas mengenai macam-macam kesetiaan(haha, seperti spesies saja).

1. Kesetiaan Hati, yaitu sifat di mana hati kita akan terus berusaha untuk berpegang teguh pada orang yang kita setia. Hati kita terus berpihak pada seseorang tersebut. Hati kita tetap setia pada seseorang tersebut, walaupun belum tentu seseorang itu berada di samping kita dan belum tentu juga ia merespon kesetiaan kita.
2. Kesetiaan Perilaku, yaitu sifat di mana perilaku kita terus berusaha untuk menemani dan berada di samping orang yang kita setia. Perilaku kita terus berusaha untuk bersama orang itu(dalam bahasa jawa bias disebut nginthil, ya bisa dikatakan membuntuti, mengekor). Ya pokoknya terus mengikuti orang tersebut dan tidak sanggup membiarkan orang tersebut sendirian, kesepian, dan kesunyian.

Hahaha, kembali lagi. Sudah saya jabarkan berbagai kesetiaan, teori tersebut bisa disebut “Teori Divexplanesetia de Ilham.”(haduh jenenge le kangelan, Om). Atau dalam bahasa ibu pertiwi dapat diartikan Teori Pembagian dan Penjabaran Setia oleh Ilham.

“Lanjut donk, Om!”. Haha tentu anda sudah bosan dengan ocehan saya. Next, kembali lagi ke pernyataan “Sesungguhnya kesetiaan akan menimbulkan bencara antar orang yang setia.” (Baik dua-duanya saling setia ataupun salah satu yang setia). Memang membingungkan hukum tersebut, saya pun cukup kebingungan untuk menjelaskannya, njlimet.

Langsung saja, setia memang membawa bencana. Coba kita telaah mengapa banyak orang berpacaran lalu menimbulkan hubungan seks antar mereka(pelaku pacaran), lebih parah lagi jika ceweknya sampai kebobolan alias hamil. Astaghfirullah, naudzubillahi min dzalik !. Itu semua karena perilaku kesetiaan antar dua insan tersebut. Dua orang tersebut mulanya setia, setiap tidur saling memikirkan satu sama lain. Lalu berlanjut pada khayal-khayalan yang tingkat tingggi. Dalam perilaku mereka selalu bersama, menemani, nemplek. Hingga karena kesetiaan kedua orang tersebut, timbul perilaku keterbukaan antar mereka, mereka saling mempercayai, menjelajah kehidupannya satu sama lain. Sampai pada ujungnya perilaku setia mereka berujung pada keterbukaan antar nafsu birahi, mereka seolah-olah percaya satu sama lain, yakin, menganggap mereka tak kan pernah terpisahkan, mereka akan saling setia, selalu bersama, dan semua itu berlanjut dan berakhir ke hubungan seks.(haha, sungguh bodoh pernyataan yang diocehkan dua sejoli itu). Yah, itulah akibat karena kedua sejoli saling setia.

“Om tanya donk, kalo yang satunya setia trus yang satunya egag, gmana om?” Hahaha ouh gto tow, oke oke oke coy. Kalau salah satu yang setia itu juga dapat menimbulkan bencana. Contohnya, seorang yang terus setia kepada kekasihnya. Seorang itu akan tetap setia, ketika hubungan mereka hancur atau usai seorang itu akan tetap setia. Dia terus memikirkan mantannya itu, dalam pikirannya tiada yang bisa menggantikan mantannya tersebut, dia hanya ingin mantannya itu.(haha, sungguh dasar pemikiran yang bodoh yang seorang itu pikirkan). Karena dia terus setia pada mantannya itu, perilakunya pun terus menerus akan berlanjut ke stress, dan ujung-ujungnya bunuh diri.(Haha, sungguh sia-sia hidupnya).

Oh ya, kesetiaan juga dapat menunda pekerjaan kita. Jika kita terus setia pada kekasih, kapan pekerjaan kita akan selesai. Justru akan membuang-buang waktu, membuat rugi, dan bencana. Apa untungnya setia jika kita rugi. Seharusnya kita bisa lebih efektif dan efisien waktu.
Sudah lengkaplah ulasan-ulasan saya mengenai kesetian. Tetapi ini belum usai, di bawah ini kita akan masuk ke sesi cara agar setia tidak menimbulkan bencana, berikut:
1. Niat untuk saling setia karena ALLAH SWT.
2. Kita harus tetap menjaga kehormatan kita(kecuali sudah menikah).
3. Berpegang teguh pada iman dan ilmu.
4. Tetap waspada kepada kekasih kita.
5. Jika kekasih kita pergi, pasti kelak aka nada yang menggantikannya, pasti! Yakin!
6. Siap, ikhlas, dan tabah jika ditinggalkan sang kekasih(kalau belum siap ngga usah setia aja, gto aja koq repot!).
7. Jangan terlalu terbuka kepada kekasih(tetap ada yang dirahasiakan).
8. Kita harus bisa lebih efektif dan efisien waktu.
9. Jadikan kesetiaan sebagai ibadah dan motivasi.
10. Jangan tunda pekerjaan penting hanya untuk kesetiaan.
11. Prioritas pekerjaan(Lakukan terlebih dahulu pekerjaan yang paling penting).

Hahhh, di atas merupakan saran dari saya untuk mencegah bencana kesetiaan.

Yeah terakhir saya akan member kesimpulan atas prahara di atas. Kesimpulannya yaitu:
1. Ada kalanya kita setia dan ada kalanya kita tidak setia.
2. Jadikan kesetiaan sebuah ibadah, motivasi, dan karena ALLAH SWT.

Oke sob???!!!
Demikian teori yang saya kemukakan. Semoga dapat berguna bagi anda semua para pecinta dan dapat berGUNa bagi nusanTARA, semoga selalu diridhoi dan diberkahi usaha ini, Amin!
Sekian, terimakasih atas perhatian anda. Bila ada salah-salah kata saya mohon maaf.

Saat Merasa Kesetiaan itu Sia-Sia

Cinta terkadang membuat kita bahagia, membuat kita semangat, membuat kita merasa dibutuhkan, namun cinta juga bisa membuat kita sedih, gundah dan menangis bahkan gelap mata.. (jangan sampai ya)
Malam ini kebetulan cinta membuat saya ga bisa tidur, karena suatu ketidaksengajaan yang buat saya sedih. 
Banyak kata yang ga bisa diunggkapkan saat seperti ini, ingin nangis rasanya tapi tak ada gunanya kalau kebanyakan, ingin diselesaikan sekarang tapi udah tengah malam, ditelp pasti ga diangkat, sms aj ga dibalas.
Huh... 
Mungkin ini sudah yang terbaik, memang sudah jalannya kali ya.. (tapi saat ini 'ngerasa ga kuat bgt  )
Yang terpenting yang terbaik yang bisa untuk dilakukan sudah dilakukan, janji tidak ada yang tidak ditepati, makna dari kesetiaan itu selalu dipegang teguh dan tidak ada niat untuk berpaling dan mencoba berbagi rasa dengan orang lain.
Saat ini merasa semua itu sia-sia, coba kalau kesetiaan itu tidak dipegang, atau ada fair dengan siapapun mungkin sakitnya bukan seperti ini.
Tapi percayalah kebaikan itu tidak akan berlalu dengan sia-sia, yang menabur kebaikan pasti memetik hasilnya. (itu pasti)
Cuma bisa berdoa buat saat ini, disela hati yang lagi ga menentu ini mencoba mencari kata-kata yang bisa menguatkan, membangun rasa percaya diri lagi. Kemana lagi harus mengadu dan bercerita tentang semua ini selain memanggil DIA yang mengenal hatiku lebih dari siapapun. Bercerita kepadaNYA, tentang apa yang ada dalam hatiku saat ini, DIA pasti mendengar meski belum merespon secara langsung. Mungkin DIA beri jawab lewat hal-hal yang akan terjadi besok, hmm... semoga tetap bisa peka terhadap petunjukNYA.
Mohon kekuatan dan keikhlasan agar tetap kuat menjalani semua ini,
AMIN.

19 Oktober 2010

Dimulai Lagi

silent1Masih tetap sama, kepercayaan itu masih belum berubah. Ketulusan itu masih tak ditemukan, kemanisan yang ada disekitar hanyalah sebuah kamuflase keindahan. Tahu diri ini dimanfaatkan lagi, tahu akan lemahnya hati hingga lagi - lagi bersedia untuk dibohongi. Harus bagaimana lagi? memang begitu yang nyata-nya.Semua ada maksud dan tujuan. Selama masih memberi manfaat selama itu juga mereka berkerumun mengelilingi. Pahit, sakit itu sudah terlanjur biasa. Manis maya yang dirasa sudah juga diri sadari sebagai nyata. Saat nya pasti tiba, mereka membunuh diri ini, saat telah mencapai puncak. Puncak keinginan mereka, puncak segala hasrat dalam jiwanya. Kemanakah jiwa ini bila saat itu tiba? Tetap bisa tersenyum, karena diri ini yakin pada-Nya.
Pada pemberi mimpi, pada pemberi asa. Bahwa diri ini akan terus bisa BERGUNA… walau akhirnya hanya untuk di-GUNA-kan demi kepentingan mereka. diri tetap bersyukur pada-Nya. Karena jiwa masih tetap dalam raga. Karna sakit buat dewasa, karna hidup menjadi berwarna.
Terus saja anggap diri bodoh, karna jiwa sadar begitulah adanya diri. Stttt.. bukan rahasia lagi adanya. Diri tak akan didekati bila tak ada, pandai anugrah Illahi. Juga tak perlu disembunyikan lagi, diri tak akan digemari bila tak ada Rezeki karunia Pemilik setiap Hati.
Bagi semua penikmat manfaat diri, semoga kalian temukan kenyataan yang paling nyata satu waktu nanti. Bahwa kalian pun sama layak-nya jiwa ini. Hanya di-Manfaat-kan demi kepuasaan yang lainnya. Saat kalian rasakan itu, diri ini telah jauh lebih baik. dan akan dengan tulus dapat berkata “thanks for being used me for long time.. ”
*dari hati yang tak lagi bisa rasakan sakit yang terlalu…

Hati Tak Berpenghuni

Tuhanku, 
Hatiku tak berpenghuni
Jiwa yang Kau beri
Kuusir pergi
Meski makhluk-Mu memurkai
Dan aku slalu mengingkari
Tuhan,
Berat benar tubuhku berdiri
Kaku tanganku menengadah
Hingga tak ada lagi pinta
Kuberikan tubuh ini
Terserah kemana Kau bawa pergi
T.P. Data                                                              
Metode Berfikir Kritis                                                              
MBK 1                                                              
Form Review Sekolah Filsafat                                                              
Pembagian tugas Filsafat                                                              

14 Oktober 2010

Lepas isi Hati

Dapatkah aku menjagamu
Dengan rapuhnya hatiku
Lama sudah aku menunggumu
Sampai kini kutemukan sang waktu
Sampai kini kutemukan sang waktu
Sampai hatikah dirimu
Membuang rasa yang telah ku bina
Satu kata mohon diriku
Terimalah aku apa adanya
Aku sangat mencintaimu
Aku selalu sayang padamu
Kini jejakmu telah terhapus selamanya
Membuat mimpiku tinggal mimpi saja
Terlalu lama.......
Ku simpan rasa cintaku
Terlalu lama......
Waktu yang kuperlukan 'tuk melupakanmu
Semua salah'kusendiri
Tidak bisa melepas isi hati ini
Hingga aku harus makan hati
Saat kau tak berlabuh kembali
 
SISA CINTA SEMALAM
Akhirnya semua yang kutakutkan
Terjadi juga
Tanpa ada kuasa yang menguatkan
Hati ini untuk selalu terjaga
Tidak pernah aku berhenti
Melabuhkan sisa cintaku
Melalui sebatang lilin hati
Sebagai pelita terakhir untukmu
Cobalah untuk melupakan
Sisa cinta antara kita
Disini aku berusaha mendirikan
Dinding hati yang direbahkan air mata
Dalam sisa semalam bersamaku
Ucapkan semua kata yang mengganjal di hati
Karena esok kita tiada menyatu
Melangkah...meninggalkan jejak...lalu pergi...
Aku tiada hentinya mencoba
Tanamkan satu pengertian untukmu
Sampai kau rengkuh makna
Kenapa aku harus melupakanmu

MELUPAKANMU PERIH....
bila kukejar lagi
Seribu bayangan dirimu itu
Kau sisakan serpihan luka ini
Tertanam didalam lubuk hatiku
Kini air mata adalah sahabatanku
Setia menemani dukaku
Untuk selalu menghujani cintaku
Yang tidak terbatas olehmu
Melupakanmu aku tak kuasa
Memilikimu aku tak mampu
Mungkinkah kau memberiku cinta
Saat aku meminta cintamu
Andaikan aku dapat memilih jalanku
Akan aku cari jalan itu
Satu jalan dimana aku dan kau
 
PECUNDANG
Tak'kan pernah bertemu
Terkadang aku tak kuasa
Menahan derai air matamu
Aku hanya akan berlalu
Ini pasti akan berlalu
Terkadang aku tak dapat bersamamu
Saat badai membekukanmu
Aku hanya bisa menghangatmu
Dengan secuil pelita redupku
Terkadang aku tak bisa menerangimu
Ketika para bintang melupakan malammu
Namun tiadalah dayaku
Karena aku bukanlah yang kau tunggu
Genggam tanganku saat kau bimbang
Tak'kan kubiarkan kau menghilang
Semua waktuku akan menjadi milikmu
Saat kau lupakan air matamu
Akan ku hentikan laju dunia
Bila matamu tenggelam dalam lara
Perlahan bahagia datang pada kita
Jika kau menerimaku apa adanya
 
UNTUKMU
Aku pertahankan hidup
Karena engkau ada
Walau aku mulai meredup
Tapi raga ini masih bernyawa
Aku akan berikan
Segala Khayal dan mimpimu
Aku pasti tepikan
Semua duka yang ada dihatimu
Beri aku kasih....beri aku cinta....
Maka aku akan tetap disini
Dan jangan sampai kau terlupa
Pada satu hati ini
Adakah yang kau sembunyikan
Saat cintaku sambangi hatimu
Adakah yang kau takutkan
Selama aku tak disisimu.
 
ARTI HIDUP
Semakin hari kutapaki bumi
Semakin tinggi jalan yang kudakai
Perlahan kikiskan hati
Demi mengisi sepinya diri
Disini aku terhenti
Ditepi dunia aku menyendiri
Bertanya-tanya tentang arti hidup ini
Dan apakah hidupku berarti
Kusadari kelemahan diriku
Ditengah jalan aku terbebani
Namun waktu terus mengejarku
Untuk mencapai masa yang pasti
Biarkanlah setiap nafasku menghilang
Ketika beban ini tak dapat kutanggung
Dan biarkan jiwa ini terbang
Agar nyawa ini tak memikirkan yang di belakang

Kata Hati

Kenal kata hati ? Percaya kah ? Kalau saya antara percaya dan tidak tapi herannya kata hati selalu benar. Ketahuannya bila terbukti. Yang paling sederhana adalah menjawab soal pilihan ganda. Waktu masih sekolah sering sekali kata hati harus pilih A tapi otak bilang C. Saya pilih C. Buktinya benar jawabannya A. Menyesal sekali. Berulang kali terjadi tapi saya tetap ga nurut sama kata hati. Tinggal menyesal saja “Kenapa ga pilih A, ya”
Tapi untuk perbuatan baik dan buruk, saya menurut. Iya …lah mana ada sih tidak melakukan sesuatu yang jelas-jelas itu buruk dan melakukan bahwa itu jelas-jelas baik. Dan otak pun sinkron dengan kata hati. Yang berabe kan otak dan kata hati bertolak belakang, itu yang repot.
Untuk jodoh, pernah kata hati saya “inilah orangnya yang saya cari …” Tapi berjalannya waktu … ga sreg … Sampai saat ini kata hati saya tidak pernah bilang apa-apa lagi. Menyedihkan.
Yang paling seru, kata hati bilang ada sesuatu yang tidak beres dengan si A, secara tiba-tiba muncul perasaan tidak enak dan kata hati bilang “telepon, itu ada wartel … telepon … ada sesuatu yang tidak beres dengan si A”. Tapi otak bilang “engga ahh, baru nelepon, ga ada apa-apa”. Tapi kata hati ini bawel terus sampai akhirnya si A telepon pada malam harinya “Bapak saya meninggal. Saya ada di Bandar”. Saya terkejut tapi bukan karena bapaknya meninggal tapi karena benar kata hati.
Untuk kesekian kali kata hati benar. Terlalu banyak kata hati berbicara. Terlalu banyak kebenaran. Apakah 1 kali kata hati berkata saya akan langsung menurutinya ? Apakah perlu kata hati memukul saya sehingga mengerti dan tidak perlu diulang-ulang perkataannya ? Maaf, kalau saya tidak menurut …

13 Oktober 2010

Serpihan-Serpihan Masa Lalu

Entahlah, sudah berapa lama serpihan-serpihan ini berserakan. Mungkin hampir 2 tahun. Serpihan-serpihan ini kembali aku temukan di lembaran-lembaran kertas yang terbengkalai dan puluhan memori yang tersembunyi jauh di ujung pikiranku.
Serpihan-serpihan ini jika kamu mau menatanya, tak ayal, mereka pasti membentuk satu kesatuan utuh. Satu kesatuan yang banyak orang menyebutnya sebagai masa lalu. Bukan sekedar masa lalu yang telah bau dan bisu. Serpihan-serpihan itu jika disusun rapi, mereka mampu menciptakan masa lalu yang hidup; berbicara dengan lancar, bahkan mungkin ia bisa koar-koar.
Entahlah, tapi yang pasti aku enggan untuk menyusunnya kembali. Kenapa ? Karena kalau ia tersusun utuh, bisa-bisa ia membunuhku. Lha koq bisa ?
Jelas bisa. Ini serius. Masa lalu itu sengaja aku pecah menjadi serpihan-serpihan kecil karena saat itu ia mau membunuhku. Emangnya aku gila sehingga mau dikejar-kejar oleh pembunuh manusia nomor satu ?

Btw, sebenarnya, pembunuh manusia nomor satu itu bukanlah rokok, apalagi sakit jantung. Sudah pasti, pembunuh nomor satu manusia adalah masa lalu dia sendiri.
Tidak percaya ? Coba saja korek-korek dalam pikiranmu, lalu kumpulkan tiap serpihan yang ada, kalau memang sudah terkumpul, gabungkan jadi satu. Aku jamin, niscaya kamu akan terbunuh olehnya. Sudahlah, ini aku sajikan sebagian dari serpihan-serpihanku. Semoga ini bukan semuanya, sehingga mereka tidak dapat disusun menjadi satu; jadi aku tidak dapat terbunuh oleh orang-orang usil yang sengaja mengumpulkan serpihan-serpihan itu dengan maksud untuk mengakhiri hidupku. Tak akan kubiarkan…

Pagi itu, sebersit cahaya mentari menyeruak
mendapati kau dan aku berdua
mungkin iri akan kemesraan kita
Ia tak beranjak, bahkan
semakin garang malah pancarkan panasnya

Tapi kini, sebersit cahaya mentari,
itu kembali;
Ia tertawa girang, senang bukan kepalang
ketika mendapati aku tergolek lemas
di ranjang air mata…


Kudapati kau di antara serombongan anak kuliah,
kulihat sesosok tubuh putihmu berdiri dengan senyum manis terkembang
Lalu, kugapai dirimu dengan senyum lembut,
dengan tatap mesra ketulusan
Dalam hati terbersit aura kasih.

Kuyakin kau akan paham,
mengerti setiap gerak mata ini,
akan tiap butir ketulusan hati
Meski pesimisme menaungi pikirku,
apakah kau juga tulus terhadapku ?