26 April 2011

Izinkan Aku Mengenalmu

Aku mengenalmu layaknya rentang hidup sang kupu-kupu.Tak sampai sewindu hidupnya, ia tlah mati dengan membawa madu bersamanya. Aku ingin mengenalmu ibarat kumbang pada bunga, yang mengenalnya bukan pada yang tampak. Tapi apa yang ada didalamnya. Aku bermimpi lebih jauh mengenalmu. Sejauh bintang-bintang yang bertabur pada malam,yang terlihat dekat karna kilaunya. Namun kusadar ia begitu jauh tuk terjangkau.
Kini aku terlanjur sulit mengenalmu. Serumit aksara para ilmuwan tuk di pahami oleh nalar yang tak mampu memecahkan sandinya. Dan aku sadar bahwa aku cukup mengenalmu dari setiap analisis semuku akan setiap kosakata yang senantiasa bersembunyi di balik senyum dan sukamu. Sejak saat itu aku…
Aku mengenalmu layaknya sang bayi pada ibunya. Dimana ketika untuk pertama kalinya ia membuka matanya, maka sayup kasih tulus ibunya lah yang terlihat. Aku ingin mengenalmu sesederhana mungkin tanpa maksud yang berlebihan. Aku bermimpi lebih jauh mengenal mu. Sejauh padanan orion di angkasa, yang terlihat begitu sempurna rupa karna indahnya. Namun ku sadar ia begitu semu sekedar tuk terlihat. Aku terbangun dalam mengenalmu. Serumit membangun aksara para ilmuwan yang beradu argumen pada hati yang kalut antara mengakui dan tidak. Dan kini kusadar bahwa aku telah mengenalmu dari setiap kata yang terlisankan oleh bibirmu yang senantiasa tersenyum padaku.
Hal terberat yang harus aku hadapi saat ini adalah hati. Aku punya hati namun tak kuasa ketika ia berkata bahwa ia berjabat tangan dengan rasa. Lidah ini pun bingung memilih diantara pilihan yang ada. Ketika harus berkata, kata ku terlalu fakir untuk menterjemahkan bahasaku dalam bahasa mu. Aku berdialek dengan caraku sendiri, begitu kontras dengan caramu berdialog. Diam adalah caraku memaknai apa yang terkatakan. Bisu seakan menjadi suaraku yang tak terdengar karena kosakata yang ku punya hanya analagi yang terkadang sebagian orang memandangnya sebagai aura yang dingin.
“Lantas bagaimana ia kan pahami ‘aku’?”
Sesaat aku tak peduli dengan semua itu. Aku masih punya harap dan doa. Harap untuk mengenalmu disetiap keseharianku, lelapku hingga senja menjemputku. Doa yang slalu ku eja kala malam-malam sepi; sendiri, yang memohon pada-Nya untuk memintamu menjadi Ibu, mawar, bintang, dan aksara dalam cerita pendek kehidupanku.
Aku tak perlu khawatir tentang takdirmu pada aku. Satu hal yang ku yakini ketika Allah telah mengeraikan cinta-Nya pada dua hati maka dengan tangan-Nya pula Ia akan membimbingku ke jalan yang baik. Aku hanya bisa ber-usaha, berharap, dan berdoa dengan segenap penciptaan-Nya padaku dan senantiasa menguraikan tiap air mata atas syukurku yang tak seberapa.

2 komentar:

  1. yakinlah bahwa Allah lah Yang Telah Membolak-balikan Hati Hambanya,,,semoga bisa mendapatkan apa yang menjadi harapanmu,,,

    BalasHapus
  2. Trims atas mutifasinya Sob....!!!!
    Semoga apa yang kita iginkan s'lalu dalam ridhaNya....!!!
    Amin....!!!

    BalasHapus