28 Februari 2011

Tentang melupakan sesuatu

Siang ini, ku buka kembali laman hitam dimana aku sering menulis banyak hal tentang seseorang. Seseorang yang hanya hidup dalam khayalanku yang hingga kinipun masih samar dalam pandanganku. Avatarnya berjejakan disana, memasang raut bahagia dalam pelukan. Terbersit rasa iri dan kecewa yang mendalam, namun lagi-lagi ku patahkan segala rasa yang bisa menghancurkan itu.
Memang tak seharusnyalah aku iri dengan kebahagiaan yang telah berhasil ia raih, toh…. manusia memiliki garis tangan masing-masing. Tak ingin aku menghidupkan kembali iblis-iblis dan amarah yang telah lama mati suri dalam diriku. Tak sedikitpun aku menginginkan itu lagi, cukup sudah selama ini ambisi menjebakku dan menuntun ku pada jalan yang salah, yang akhirnya hanya bisa ku ratapi penyesalannya.
Dan hari ini tentang seseorang itu pun, akan ku tamatkan ceritanya sampai disini, meski nanti suatu hari aku masih tak yakin apakah berniat untuk membukanya kembali. Tapi hari ini catatan tentang seseorang ini hanya akan menjadi larik puisi tanda kenangan saja untukku. Karena Aku, tak mungkin menggenggam terus rasa yang semakin pudar bersama kebisuan kabar nya diujung sana. Sementara jiwa ini semakin sakit parah dan marah jika mengingatnya.
Seseorang pernah berkata. “apakah bijaksana mematahkan hati sendiri untuk seseorang yang menjauhkan hatinya…karena hidup sangatlah singkat…”. Runtutan kalimat ini kembali membuatku mengerti memang tak ada jalan kembali, menuju seseorang itu. Dan yang akan selalu ku ingat, bahwa kenangan selamanya akan tetap ada, karena jejak nya akan selalu tertinggal di keningku.
Dan kini Aku ingin menutup kisahku sebagai sejarah. Terimakasih untuk semua kenangan yang sangat indah. Karena kejadianku, kejadianmu , dan kejadian kita, takkan lekang oleh waktu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar