22 Juni 2011

Seperti Tak Bernyawa

Seperti tak bernyawa
Raga ini tak bisa aku bawa
Terdiam hanya diam ku dibuat tak berdaya
Kau berikan cinta
Sesaat kaupun menghancurkan semua
Perihnya hati ini dan semua yg kudapat dari
Cinta suciku untukmu
Sayang kasihku kepadamu…….
Menyedihkan….
Setenangnya badai jiwa ini memaksa tuk lupakan
Perihnya hati ini dan semua yang kudapat dari
Cinta suciku untukmu
Sayang kasihku kepadamu…….
Menyedihkan….
Tlah puaskah kau sakiti
Tlah cukupkah kau hancurkan semua
Derita dalam hidupku tangisan dari lubuk hatiku
Sakitnya…..
Perihnya…….
Hancurnya…….
Hatiku…..

Aku…
Apa masih belum cukup kau tinggalkan luka ini???
Apa masih kurang dalam kau teggelamkan aku pada samudera derita…
Jika semua itu belum cukup, kau boleh memintanya lagi, apa yang tak pernah aku berikan padamu?, bahkan aku rela menerima derita yang kau titipkan. Yah, sampai detik ini luka ini masih menganga.
Apakah kau tidak menyadari bahwa, kepergianmu meninggalkan luka yang amat dalam, selain itu sejuta tanda tanya juga menjadi pengiring kepergianmu. Pernakah kau sadari itu, adakah pertanyaan pada dirimu sendiri tentang semua itu, mengapa dan bagaimana semua itu terjadi???, sama sekali tidak, malah kau selalu memanas-manasi dan memperbaharui luka di hatiku. Apakah itu memamang inginmu????.
Aku bilang kau tak punya otak itu tidak mungkin, sebab kau terlahir dalam lingkungan terdidik. Kan ku tuduh kau tak punya hati, itu salah besar. Sebab denganmu aku pernah merasakan kedamaian hati, dan denganmu aku pernah melewati hari-hari yang indah. Lalu apa inginmu, hingga kau benar-benar begitu beringas. Setan apa yang merasukimu????
Pernahkah terlintas dalam benakmu, mengapa aku harus jauh meninggalkan kehidupanku yang sebenarnya. Pernahkah kau mempretanyakan itu pada hati kecilmu??. Aku pikir tidak…..!!! Malah kau melaknatku dengan tindakanku itu. Asal kau tahu, aku mengasingkan diri karena tak kuat dan tak sanggup membawa kisah yang kemaren kau titipkan padaku. Sungguh derita ini takkan pernah usai, sakit ini takkan pernah hilang dan luka yang kau goreskan takkan pernah bisa terobati.

Cinta kenapa kau menyapa dikala hatiku resah, cinta kenapa kau tusuk hati ini lalu kau tinggalkan luka bernanah, cinta kenapa kau lukai lagi hatiku, belum cukupkah kau permainkan diriku belum cukupkah kau buat hidupku hancur belum cukupkah kepedihan yang kau torehkan padaku, cinta lalu kenapa kau datang kalau hanya ingin membuat hatiku terkapar dan bernanah.

Rindu kau goreskan luka yang tak bias terhapuskan, rindu kau tusuk dadaku kau rengkuh hatiku kau hanyutkan aku dalam hayal yang tak berkesudahan, rindu kau buat hatiku layu kau buat hatiku resah kau ciptakan gundah kau remukkan rasa dan jiwaku, rindu kenapa kau begitu kejam hantam sanubariku hingga jiwaku terkulai meronta.

Kenapa ini terjadi pada aku yang notabene sudah tidak muda lagi, lalu kenapa harus aku yang harus kembali merasakan sakit karna cinta dan rindu, apakah aku masih pantas mendapat rasa bahagia sepeninggal sakit yang kuderita ? atau ada hal lain yang nanti bias kupetik sebagai hikmah.

Kini hatiku layu, airmataku kering, perasaanku membatu dan entah kemana arah yang hendak aku tuju demi cinta dan rindu yang telah berbaur bersama darah dan nadiku untuk meraih ketenangan dan kedamaian.Haruskah aku bersujud tapi engkau bukan TUHAN atau haruskah aku merengek tapi aku bukan Bayi atau haruskah aku meminta tapi aku Pengemis lalu apakah aku harus lari menjauh dari kenyataan hidup?.

Lelah sudah jiwa menahan gejolak derita, penat sudah hati menjangkau impian cinta kini mungkin aku harus tidur dari segala bentuk cinta dan rindu tapi apakah aku mampu, oh peradaban tolong Bantu aku agar aku bias tegar menjalani cinta dan rindu walau langkahku harus tertatih.

Saat kita dalam sekat yang sama,
Tak ada satu pun kata yang terucap,
Waktu kita bertatap mata,
Tak ada makna yang terangkai..
Semua beku, diam seperti tak bernyawa,
Begitu,
Kau
Dan
Aku…
Selalu begitu, padahal waktu kita banyak,
Padahal jasad kita ada,
Tapi sulit untuk kita bertegur sapa,
Bicara banyak soal rasa,
Mengapa demikian,
Kau dan aku, tetap bisu..
Padahal jika boleh jujur,
Bibirku ingin berucap,
Tanganku ingin berjabat..
Tapi, entahlah…

Kau boleh tertawa sekarang…
Kau boleh berkecak pinggang saat ini….
Kau boleh melakukan apa pun untuk meluapkan kegeramanmu padaku….

Kau boleh melakukan apa saja..
Yang kau suka……
Tapi kau harus ingat, ada yang terluka oleh sikapmu….!!!!






2 komentar:

  1. jauh renungan tu..apa yang di renungkan?

    BalasHapus
  2. yang asli seperti tak bernyawa, by silent.freeiz

    https://www.youtube.com/watch?v=NHcFTjQs2x0

    BalasHapus