5 Oktober 2010

Jika Rasamu adalah Angin

Jika rasamu adalah angin, ada kisah dariku untukmu
Angin itu datang dan bersembunyi didedaunan penitian
buah merah penitian bergoyang-goyang
aku melirik sebentar dan tersenyum juga sebentar
bergeleng-geleng kepala juga sebentar
batinku, tak perlu sembunyi pun aku tidak akan melihatmu
tapi batinku juga, dimanapun kau sembunyi aku bisa merasaimu

angin itu berlari menjauh menaiki flamboyan dan menggoyang bunga jingganya
aku melirik sebentar dengan berkerut kening juga sebentar
aku mendongak juga sebentar
batinku, tak perlu kau berlari, berjalan pun kau masih seperti berlari
tapi batinku juga, secepat apapun kau berlari kau tak jauh dariku
dan selanjutnya angin itu meloncat ke pucuk melati dan menerbangkan harum
aku hela nafas sebentar dengan membaui harum yang juga sebentar
menganggukkan kepala juga sebentar
batinku,tak perlu kau menjadi penebar melati, karena jika didekat jamban, baumu akan berubah pula
tapi batinku juga, dimanapun dirimu aku tahu kau sedang dimana dan bersama apa
jika rasamu adalah angin, kisahku tak pernah bohong

Tidak ada komentar:

Posting Komentar