20 Oktober 2010

Hukum & Teori Kesetian

Kesetiaan merupakan sebuah kata yang cukup indah dan abohay. Ya, semua orang berharap atas kesetiaan seseorang, dan orang juga saling mempercayai antar kesetiaan. Banyak orang berharap mempunyai seseorang yang selalu setia di sisinya, dan mereka juga berharap bisa menjadi setia di mata seseorang lain.

Tetapi, “ Sesungguhnya kesetiaan akan menimbulkan bencara antar orang yang setia.”
Pernyataan tersebut saya namakan Hukum Kesetiaan I (Ilham G.). Why…???(mungkin anda bertanya-tanya arti pernyataan saya seperti itu), hag hag hag. Bisa dibilang begitu ya, sebuah kesetiaan akan menimbulkan bencana. Sebelum membahas itu pertama kita akan membahas mengenai macam-macam kesetiaan(haha, seperti spesies saja).

1. Kesetiaan Hati, yaitu sifat di mana hati kita akan terus berusaha untuk berpegang teguh pada orang yang kita setia. Hati kita terus berpihak pada seseorang tersebut. Hati kita tetap setia pada seseorang tersebut, walaupun belum tentu seseorang itu berada di samping kita dan belum tentu juga ia merespon kesetiaan kita.
2. Kesetiaan Perilaku, yaitu sifat di mana perilaku kita terus berusaha untuk menemani dan berada di samping orang yang kita setia. Perilaku kita terus berusaha untuk bersama orang itu(dalam bahasa jawa bias disebut nginthil, ya bisa dikatakan membuntuti, mengekor). Ya pokoknya terus mengikuti orang tersebut dan tidak sanggup membiarkan orang tersebut sendirian, kesepian, dan kesunyian.

Hahaha, kembali lagi. Sudah saya jabarkan berbagai kesetiaan, teori tersebut bisa disebut “Teori Divexplanesetia de Ilham.”(haduh jenenge le kangelan, Om). Atau dalam bahasa ibu pertiwi dapat diartikan Teori Pembagian dan Penjabaran Setia oleh Ilham.

“Lanjut donk, Om!”. Haha tentu anda sudah bosan dengan ocehan saya. Next, kembali lagi ke pernyataan “Sesungguhnya kesetiaan akan menimbulkan bencara antar orang yang setia.” (Baik dua-duanya saling setia ataupun salah satu yang setia). Memang membingungkan hukum tersebut, saya pun cukup kebingungan untuk menjelaskannya, njlimet.

Langsung saja, setia memang membawa bencana. Coba kita telaah mengapa banyak orang berpacaran lalu menimbulkan hubungan seks antar mereka(pelaku pacaran), lebih parah lagi jika ceweknya sampai kebobolan alias hamil. Astaghfirullah, naudzubillahi min dzalik !. Itu semua karena perilaku kesetiaan antar dua insan tersebut. Dua orang tersebut mulanya setia, setiap tidur saling memikirkan satu sama lain. Lalu berlanjut pada khayal-khayalan yang tingkat tingggi. Dalam perilaku mereka selalu bersama, menemani, nemplek. Hingga karena kesetiaan kedua orang tersebut, timbul perilaku keterbukaan antar mereka, mereka saling mempercayai, menjelajah kehidupannya satu sama lain. Sampai pada ujungnya perilaku setia mereka berujung pada keterbukaan antar nafsu birahi, mereka seolah-olah percaya satu sama lain, yakin, menganggap mereka tak kan pernah terpisahkan, mereka akan saling setia, selalu bersama, dan semua itu berlanjut dan berakhir ke hubungan seks.(haha, sungguh bodoh pernyataan yang diocehkan dua sejoli itu). Yah, itulah akibat karena kedua sejoli saling setia.

“Om tanya donk, kalo yang satunya setia trus yang satunya egag, gmana om?” Hahaha ouh gto tow, oke oke oke coy. Kalau salah satu yang setia itu juga dapat menimbulkan bencana. Contohnya, seorang yang terus setia kepada kekasihnya. Seorang itu akan tetap setia, ketika hubungan mereka hancur atau usai seorang itu akan tetap setia. Dia terus memikirkan mantannya itu, dalam pikirannya tiada yang bisa menggantikan mantannya tersebut, dia hanya ingin mantannya itu.(haha, sungguh dasar pemikiran yang bodoh yang seorang itu pikirkan). Karena dia terus setia pada mantannya itu, perilakunya pun terus menerus akan berlanjut ke stress, dan ujung-ujungnya bunuh diri.(Haha, sungguh sia-sia hidupnya).

Oh ya, kesetiaan juga dapat menunda pekerjaan kita. Jika kita terus setia pada kekasih, kapan pekerjaan kita akan selesai. Justru akan membuang-buang waktu, membuat rugi, dan bencana. Apa untungnya setia jika kita rugi. Seharusnya kita bisa lebih efektif dan efisien waktu.
Sudah lengkaplah ulasan-ulasan saya mengenai kesetian. Tetapi ini belum usai, di bawah ini kita akan masuk ke sesi cara agar setia tidak menimbulkan bencana, berikut:
1. Niat untuk saling setia karena ALLAH SWT.
2. Kita harus tetap menjaga kehormatan kita(kecuali sudah menikah).
3. Berpegang teguh pada iman dan ilmu.
4. Tetap waspada kepada kekasih kita.
5. Jika kekasih kita pergi, pasti kelak aka nada yang menggantikannya, pasti! Yakin!
6. Siap, ikhlas, dan tabah jika ditinggalkan sang kekasih(kalau belum siap ngga usah setia aja, gto aja koq repot!).
7. Jangan terlalu terbuka kepada kekasih(tetap ada yang dirahasiakan).
8. Kita harus bisa lebih efektif dan efisien waktu.
9. Jadikan kesetiaan sebagai ibadah dan motivasi.
10. Jangan tunda pekerjaan penting hanya untuk kesetiaan.
11. Prioritas pekerjaan(Lakukan terlebih dahulu pekerjaan yang paling penting).

Hahhh, di atas merupakan saran dari saya untuk mencegah bencana kesetiaan.

Yeah terakhir saya akan member kesimpulan atas prahara di atas. Kesimpulannya yaitu:
1. Ada kalanya kita setia dan ada kalanya kita tidak setia.
2. Jadikan kesetiaan sebuah ibadah, motivasi, dan karena ALLAH SWT.

Oke sob???!!!
Demikian teori yang saya kemukakan. Semoga dapat berguna bagi anda semua para pecinta dan dapat berGUNa bagi nusanTARA, semoga selalu diridhoi dan diberkahi usaha ini, Amin!
Sekian, terimakasih atas perhatian anda. Bila ada salah-salah kata saya mohon maaf.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar