26 Desember 2010

Jika aku mampu berhenti mencintaimu?

Apa jadinya jika aku mampu berhenti mencintaimu?
Sebuah pertanyaan yang sedikit menghentak perasaan, tapi, pernahkah terbersit bahwa itulah pernyataan yang mungkin atau bahkan malah pernah dikatakan oleh pasangan kita? Aku pernah yakin bahwa aku tak mampu berhenti mencintai pasangan, masa-masa yang begitu indah untuk kulupakan begitu saja, nyatanya? Dia dan aku sudah tak saling bersama lagi, dan mungkin aku atau dia benar-benar sudah mampu berhenti mencintai satu-sama lain. Dia dan lelakinya, aku dan perempuanku. Ini bukan masalah kehidupan pribadiku, tapi, hampir semua orang yang sedang sama-sama jatuh cinta akan begitu mudah untuk berkata “Aku tak akan mampu hidup tanpamu.”, “Aku tak akan berhenti mencintaimu” atau kata-kata lainnya.
Memang, ada beberapa hal atau contoh yang bisa kita ambil bahwa mencintai itu abadi, tapi, apakah dicintai juga abadi? Sangat sulit untuk menerima secara tulus bahwa orang yang dulu kita cintai kini benar-benar sudah tak mampu lagi kita miliki, atau bahkan kita yang benar-benar tak mampu lagi untuk mencintai seseorang secara tulus. Terlalu berputar? Sederhananya, aku hanya bilang bahwa sehebat apapun kita saling mencintai pasangan, cobalah bertanya pada diri sendiri, apa kita pernah berpikir bahwa orang yang kita cintai akan bekata demikian? lalu, apa kita pernah terpikir untuk siap menerimanya?
Mungkin tulisan ini terkesan iseng, memang, tapi aku sungguh sangat ingin menekankan, cintailah pasanganmu semampu kau mencintainya. Kelak, kita pasti akan kehilangan orang yang sangat kita cintai dan tentu saja kehilangan yang tak pernah kita inginkan adalah saat pasangan kita berkata bahwa ia tak lagi mencintai kita. Jadi, apa yang akan kau katakan bila orang yang sangat kau cintai berkata “Jika aku mampu berhenti mencintaimu?”.
Seorang sahabat kemudian menjawab pertanyaanku, ia berkata “Maka aku tak akan berhenti mencintaimu.”. Ah, sebuah jawaban yang sangat membuatku tertunduk penuh takjub. Jawaban yang membuatku kembali bertanya pada diriku sendiri, apa aku pernah mencintai orang sebegitu hebatnya hingga aku tak pernah mampu berhenti mencintainya? Mungkin banyak orang bilang pacar pertama adalah cinta yang tak pernah berakhir, nyatanya ada pacar kedua atau pacar setelahnya, lalu, cinta yang manakah yang sesungguhnya tak berakhir?
Sekali lagi, cintailah pasanganmu penuh ketulusan, karena cinta mungkin akan berakhir tapi ketulusan akan selalu membuat cinta itu abadi.
Salam hangat,
Surabaya, 27/12/2010 

2 komentar:

  1. Sekali-kali jangan salahkan Cinta yang Agung dalam urusan ini.....
    Gugahlah diri sendiri......
    Sudah benarkah kita benar2 memposisikan cinta pada tempatnya....???

    BalasHapus
  2. Cinta itu, tak pernah lepas dari kata meninggalkan atau ditinggal pergi...

    BalasHapus