23 Desember 2010

Lembar Kosong Untukmu

Menilik satu demi satu susunan kata
Pada tiap lembar berhias tinta pena
Begitu banyak apresiasi tentangmu
Tentang hangat cinta dan belai kasihmu
Tapi tidak pada lembarku..
Begitu banyak kata-kata indah terlantun untukmu
Terkemas rindu dalam lembaran sajak anakmu
Menitik air mata pun seulas senyum pembaca
Menggugah karya sebagai penyemangat jiwa
Tapi tidak pada lembarku..
Meski aku, anakmu ini berlaku hina
Hingga banyak orang mencerca dengan murka
Kubenarkan mereka menghakimiku tercela dan durhaka
Tapi takkan kubiarkan lembar kosongku terisi paradigma mereka
Begitu banyak cerita mengisahkan kasihmu
Tapi lembarku masih kosong
Banyak memori indah terekam dibenakku
Tapi masih, lembar itu kubiarkan kosong
Mereka menungguku berujar tentangmu
Tapi kubiarkan hening mengambil alih ragaku
Memintal senjaku di atas lembar yang haus akan dirimu
Terpaku bukan tanpa nada, di sini ragaku
Kemarilah, kawan...
Kan ku tunjukkan lembar milikku, perhatikan
Tidakkah kau lihat aksara tak kasat mata ini
Di sana meluap cerita tentangnya
Terbaca bukan oleh mata, melainkan hati
Begitu banyak cerita hingga tak tahu harus memulai dari mana
Jikalaupun lembaran ini terbentang seluas jagad raya
Serta samudera sebagai tintanya
Itu takkan cukup melukis kebesaran dan kelembutan cintanya
Bukan tak ingin berbagi sedikit kisah tentangnya
Tapi itu hanya akan menjadi sekat dalam mengartikan kasihnya
Itulah yang kukatakan pada kawanku, Ibu..
Meski tak kau sadari lewat inderamu
Aku bisu,
Bukan berarti ku matikan ingatan tentangmu
Tetapi ku yakini kau hidup dalam aliran darahku
Ku patri senandung akan dirimu
Dalam hatiku
Bukan pada lembar yang dapat usang
Rusak, sobek, terbakar ataupun hilang
Itulah lembaran kosong milikku, tentangmu
Ibu..
Tetapi tidak kosong keberadaannya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar