28 Agustus 2012

Ketika Diri tak Mampu Meyerupai KebenaranMu

:: - Aku mecintaimu, dan aku tak punya alasan kenapa aku mencintaimu. Karna itu sampai saat ini akupun tak punya alasan untuk berhenti mencintaimu - ::

Butuh tempat untuk berbagi Rasa….!!!

Berbagi cerita tentang segala yang telah berlalu. Hati tak begitu cukup untuk menampung asa dan duka. Hati tak seperti samudera yang mampu menetralisir segala yang ada. Bisa menerima apa saja tanpa harus merubah warana, aroma serta rasanya. Kadang, ketika waktunya tiba, Hati harus rela menepi. Menanggalkan mimpi-mimpi yang memang sama sekali tidak pernah mengajarkan tentang hidup. Sekali lagi, mimpi tidak bisa memaknai rasa yang kian sepi.   

Butuh Tempat untuk Menuang Rindu….!!!

Rindu, menjadi salah satu bagian dari perjalanan hidup siapa saja; seorang anak pada orang tuanya, lelaki pada perempuannya, sahabat terhadap sahabatnya. Bahkan, Rindu pada Tuhan dan Nabi menjadi salah satu alasan bahwa aku, kamu, kalian dan kita benar-benar ada.

Rindu, satu-satunya makhluk Tuhan yang mampu meluluhkan hati, menDeraikan air mata tanpa bisa ditebak untuk apa air mata tumpah. Bahagiakah?, Menderitakah?, atau malah untuk keduanya. Entahlah, Rindu benar-benar absurd tidak bisa dimaknai secara definitif.

Tuhan....!!!, Aku Lupa Menulis Sajak UntukMu...!!!

Ketika beberapa urusan terasa sulit dan seperti tidak menemukan jalan keluar. Ketika waktu begitu sempit, banyak hal belum terselesaikan. Ketika pikiran dan perasaan sedang tidak ingin berkompromi dengan berbagai prasangka. Dan tak punya alasan yang cukup untuk dipercayakan kepada siapa.

Tuhan…!!!

Disudut ruang harap dengan muhasabah mata sembab

menabur benih kasih pada hati yang tersisih

tersamar dalam keterasingan diri

aku semakin hilang...

semua warna semakin jauh dari terang

hanya kepadaMu Yang Maha Penyayang

kusandarkan rapuhnya raga

kuleburkan diri dalam fananya dunia

hingga terasa kosong

tiada teraba pun tiada terasa

hampakah???

Rasa yang merajai hatiku ini

adakah ini pasrah yang salah?

Gerimis dari bilik hati kian menjadi

bukan hanya dalam hati kini

semakin deras saja berjatuhan kebumi

kala kulantunkan kalam cintaMU Rabby

terhempasku dalam kerinduan yang semakin menantang

membuat jiwaku tergoncang

di senja yang kian memudar

gemetar tubuh rentan ini menggelepar

karena kedahsyatan-Mu Ya Malikul qudus

teringat kata-MU

"Alladzina aamanu watathomainnu quluubuhum bidzikrillah

alaa bidzikrillahi tathomainnul quluub"

kini kutemukan damai itu

dalam kidung doa pasrah hamba

yang mengharap keridhoan-Mu semata

dengan iringan tasbih sang jingga

lidah kini kelu sudah akan sebutan cinta

hanya ratap lirih tahmid terdengar samar kepermukaan

mengantar keperaduan indah dengan kuntum bunga merekah

tenggelam dalam muhasabah hamba

menciumi keluar masuknya udara

memeluk erat detak nadi yang berbicara

mengagungkan-MU wahai Pencipta Cinta...

Tuhan….!!!!

Ketika diri tak mampu meyerupai kebenaran yang engkau gariskan. Ketika sulit membedakan antara Keinginan dan Kebutuhan. Maka Satu-satunya Kebenaran yang kutunggu adalah Kebenaran Darimu.

Pada akhirnya aku kembali menulis sajak untukMu:

 “…Dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram.” (13:28).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar