:: - Aku mecintaimu, dan aku tak punya alasan kenapa aku mencintaimu. Karna itu sampai saat ini akupun tak punya alasan untuk berhenti mencintaimu - ::
Butuh tempat untuk berbagi Rasa….!!!
Berbagi cerita tentang segala yang telah berlalu. Hati tak begitu cukup untuk menampung asa dan duka. Hati tak seperti samudera yang mampu menetralisir segala yang ada. Bisa menerima apa saja tanpa harus merubah warana, aroma serta rasanya. Kadang, ketika waktunya tiba, Hati harus rela menepi. Menanggalkan mimpi-mimpi yang memang sama sekali tidak pernah mengajarkan tentang hidup. Sekali lagi, mimpi tidak bisa memaknai rasa yang kian sepi.
Butuh Tempat untuk Menuang Rindu….!!!
Rindu, menjadi salah satu bagian dari perjalanan hidup siapa saja; seorang anak pada orang tuanya, lelaki pada perempuannya, sahabat terhadap sahabatnya. Bahkan, Rindu pada Tuhan dan Nabi menjadi salah satu alasan bahwa aku, kamu, kalian dan kita benar-benar ada.
Rindu, satu-satunya makhluk Tuhan yang mampu meluluhkan hati, menDeraikan air mata tanpa bisa ditebak untuk apa air mata tumpah. Bahagiakah?, Menderitakah?, atau malah untuk keduanya. Entahlah, Rindu benar-benar absurd tidak bisa dimaknai secara definitif.
Tuhan....!!!, Aku Lupa Menulis Sajak UntukMu...!!!
Ketika beberapa urusan terasa sulit dan seperti tidak menemukan jalan keluar. Ketika waktu begitu sempit, banyak hal belum terselesaikan. Ketika pikiran dan perasaan sedang tidak ingin berkompromi dengan berbagai prasangka. Dan tak punya alasan yang cukup untuk dipercayakan kepada siapa.
Tuhan…!!!
Disudut ruang harap dengan muhasabah mata sembab
menabur benih kasih pada hati yang tersisih
tersamar dalam keterasingan diri
aku semakin hilang...
semua warna semakin jauh dari terang
hanya kepadaMu Yang Maha Penyayang
kusandarkan rapuhnya raga
kuleburkan diri dalam fananya dunia
hingga terasa kosong
tiada teraba pun tiada terasa
hampakah???
Rasa yang merajai hatiku ini
adakah ini pasrah yang salah?
Gerimis dari bilik hati kian menjadi
bukan hanya dalam hati kini
semakin deras saja berjatuhan kebumi
kala kulantunkan kalam cintaMU Rabby
terhempasku dalam kerinduan yang semakin menantang
membuat jiwaku tergoncang
di senja yang kian memudar
gemetar tubuh rentan ini menggelepar
karena kedahsyatan-Mu Ya Malikul qudus
teringat kata-MU
"Alladzina aamanu watathomainnu quluubuhum bidzikrillah
alaa bidzikrillahi tathomainnul quluub"
kini kutemukan damai itu
dalam kidung doa pasrah hamba
yang mengharap keridhoan-Mu semata
dengan iringan tasbih sang jingga
lidah kini kelu sudah akan sebutan cinta
hanya ratap lirih tahmid terdengar samar kepermukaan
mengantar keperaduan indah dengan kuntum bunga merekah
tenggelam dalam muhasabah hamba
menciumi keluar masuknya udara
memeluk erat detak nadi yang berbicara
mengagungkan-MU wahai Pencipta Cinta...
Tuhan….!!!!
Ketika diri tak mampu meyerupai kebenaran yang engkau gariskan. Ketika sulit membedakan antara Keinginan dan Kebutuhan. Maka Satu-satunya Kebenaran yang kutunggu adalah Kebenaran Darimu.
Pada akhirnya aku kembali menulis sajak untukMu:
“…Dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram.” (13:28).
Butuh tempat untuk berbagi Rasa….!!!
Berbagi cerita tentang segala yang telah berlalu. Hati tak begitu cukup untuk menampung asa dan duka. Hati tak seperti samudera yang mampu menetralisir segala yang ada. Bisa menerima apa saja tanpa harus merubah warana, aroma serta rasanya. Kadang, ketika waktunya tiba, Hati harus rela menepi. Menanggalkan mimpi-mimpi yang memang sama sekali tidak pernah mengajarkan tentang hidup. Sekali lagi, mimpi tidak bisa memaknai rasa yang kian sepi.
Butuh Tempat untuk Menuang Rindu….!!!
Rindu, menjadi salah satu bagian dari perjalanan hidup siapa saja; seorang anak pada orang tuanya, lelaki pada perempuannya, sahabat terhadap sahabatnya. Bahkan, Rindu pada Tuhan dan Nabi menjadi salah satu alasan bahwa aku, kamu, kalian dan kita benar-benar ada.
Rindu, satu-satunya makhluk Tuhan yang mampu meluluhkan hati, menDeraikan air mata tanpa bisa ditebak untuk apa air mata tumpah. Bahagiakah?, Menderitakah?, atau malah untuk keduanya. Entahlah, Rindu benar-benar absurd tidak bisa dimaknai secara definitif.
Tuhan....!!!, Aku Lupa Menulis Sajak UntukMu...!!!
Ketika beberapa urusan terasa sulit dan seperti tidak menemukan jalan keluar. Ketika waktu begitu sempit, banyak hal belum terselesaikan. Ketika pikiran dan perasaan sedang tidak ingin berkompromi dengan berbagai prasangka. Dan tak punya alasan yang cukup untuk dipercayakan kepada siapa.
Tuhan…!!!
Disudut ruang harap dengan muhasabah mata sembab
menabur benih kasih pada hati yang tersisih
tersamar dalam keterasingan diri
aku semakin hilang...
semua warna semakin jauh dari terang
hanya kepadaMu Yang Maha Penyayang
kusandarkan rapuhnya raga
kuleburkan diri dalam fananya dunia
hingga terasa kosong
tiada teraba pun tiada terasa
hampakah???
Rasa yang merajai hatiku ini
adakah ini pasrah yang salah?
Gerimis dari bilik hati kian menjadi
bukan hanya dalam hati kini
semakin deras saja berjatuhan kebumi
kala kulantunkan kalam cintaMU Rabby
terhempasku dalam kerinduan yang semakin menantang
membuat jiwaku tergoncang
di senja yang kian memudar
gemetar tubuh rentan ini menggelepar
karena kedahsyatan-Mu Ya Malikul qudus
teringat kata-MU
"Alladzina aamanu watathomainnu quluubuhum bidzikrillah
alaa bidzikrillahi tathomainnul quluub"
kini kutemukan damai itu
dalam kidung doa pasrah hamba
yang mengharap keridhoan-Mu semata
dengan iringan tasbih sang jingga
lidah kini kelu sudah akan sebutan cinta
hanya ratap lirih tahmid terdengar samar kepermukaan
mengantar keperaduan indah dengan kuntum bunga merekah
tenggelam dalam muhasabah hamba
menciumi keluar masuknya udara
memeluk erat detak nadi yang berbicara
mengagungkan-MU wahai Pencipta Cinta...
Tuhan….!!!!
Ketika diri tak mampu meyerupai kebenaran yang engkau gariskan. Ketika sulit membedakan antara Keinginan dan Kebutuhan. Maka Satu-satunya Kebenaran yang kutunggu adalah Kebenaran Darimu.
Pada akhirnya aku kembali menulis sajak untukMu:
“…Dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram.” (13:28).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar