Bukankah aku pernah bilang? Kamu mencintai imajinasimu
tentang aku. Dan ketika kamu tau bahwa aku tidak seperti apa yang ada
diimajinasimu tentang aku, kamu marah, kamu kecewa dan menyalahkanku karena aku
tidak seperti aku dikepalamu. Dan kamu pergi..
Ah, bukankah ini bukan yang pertama kali? Lalu kenapa
kamu masih mempertaruhkan hatimu untuk hal yang kamu ketahui hanya akan
melukaimu?
Lalu kamu berkata, kamu tidak akan kehilangan dirimu,
kamu hanya tidak bisa menolak perhatian. Kamu berkata tidak peduli dengan bekas
bekas luka yang terus bertambah, tapi bukankah kamu menangis siang dan malam?
Bukankah bekas-bekas luka itu tidak akan hilang selamanya? Untuk apa senyum dan
tawa yang sementara itu dibandingkan dengan rasa sakit-rasa sakit yang akan
kamu ingat selamanya?
Lalu kemu kembali ke pelukan seseorang yang tidak
membiarkan lukanya sembuh, luka yang kamu buat. Ke pelukanku.
Kamu bisa selalu kembali padaku. Cuma aku yang terus
melihat kamu dalam imajinasiku. Bahkan ketika aku melihat kamu tidak seperti
kamu dalam imajinasiku, aku memilih untuk tetap mencintaimu yang ada dalam
imajinasiku walaupun tanganku memeluk dirimu yang sesungguhnya. Aku lebih
memilih menjadi buta.
Aku merasa nyaman dalam pelukanmu. Walaupun aku tau
ada yang sangat menyedihkan dalam kata-katamu itu.. aku membutakan hatiku juga....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar