Raga
ini tak bisa aku bawa
Terdiam
hanya diam ku dibuat tak berdaya
Kau
berikan cinta
Sesaat
kaupun menghancurkan semua
Perihnya
hati ini dan semua yg kudapat dari
Cinta
suciku untukmu
Sayang
kasihku kepadamu…….
Menyedihkan….
Setenangnya
badai jiwa ini memaksa tuk lupakan
Perihnya
hati ini dan semua yang kudapat dari
Cinta
suciku untukmu
Sayang
kasihku kepadamu…….
Menyedihkan….
Tlah
puaskah kau sakiti
Tlah
cukupkah kau hancurkan semua
Derita
dalam hidupku tangisan dari lubuk hatiku
Sakitnya…..
Perihnya…….
Hancurnya…….
Hatiku…..
Aku…
Apa
masih belum cukup kau tinggalkan luka ini???
Apa
masih kurang dalam kau teggelamkan aku pada samudera derita…
Jika
semua itu belum cukup, kau boleh memintanya lagi, apa yang tak pernah aku
berikan padamu?, bahkan aku rela menerima derita yang kau titipkan. Yah, sampai
detik ini luka ini masih menganga.
Apakah
kau tidak menyadari bahwa, kepergianmu meninggalkan luka yang amat dalam,
selain itu sejuta tanda tanya juga menjadi pengiring kepergianmu. Pernakah kau
sadari itu, adakah pertanyaan pada dirimu sendiri tentang semua itu, mengapa
dan bagaimana semua itu terjadi???, sama sekali tidak, malah kau selalu
memanas-manasi dan memperbaharui luka di hatiku. Apakah itu memamang
inginmu????.
Aku
bilang kau tak punya otak itu tidak mungkin, sebab kau terlahir dalam
lingkungan terdidik. Kan ku tuduh kau tak punya hati, itu salah besar. Sebab
denganmu aku pernah merasakan kedamaian hati, dan denganmu aku pernah melewati
hari-hari yang indah. Lalu apa inginmu, hingga kau benar-benar begitu beringas.
Setan apa yang merasukimu????
Pernahkah
terlintas dalam benakmu, mengapa aku harus jauh meninggalkan kehidupanku yang
sebenarnya. Pernahkah kau mempretanyakan itu pada hati kecilmu??. Aku pikir
tidak…..!!! Malah kau melaknatku dengan tindakanku itu. Asal kau tahu, aku
mengasingkan diri karena tak kuat dan tak sanggup membawa kisah yang kemaren
kau titipkan padaku. Sungguh derita ini takkan pernah usai, sakit ini takkan
pernah hilang dan luka yang kau goreskan takkan pernah bisa terobati.
Cinta
kenapa kau menyapa dikala hatiku resah, cinta kenapa kau tusuk hati ini lalu
kau tinggalkan luka bernanah, cinta kenapa kau lukai lagi hatiku, belum
cukupkah kau permainkan diriku belum cukupkah kau buat hidupku hancur belum
cukupkah kepedihan yang kau torehkan padaku, cinta lalu kenapa kau datang kalau
hanya ingin membuat hatiku terkapar dan bernanah.
Rindu
kau goreskan luka yang tak bias terhapuskan, rindu kau tusuk dadaku kau rengkuh
hatiku kau hanyutkan aku dalam hayal yang tak berkesudahan, rindu kau buat
hatiku layu kau buat hatiku resah kau ciptakan gundah kau remukkan rasa dan
jiwaku, rindu kenapa kau begitu kejam hantam sanubariku hingga jiwaku terkulai
meronta.
Kenapa
ini terjadi pada aku yang notabene sudah tidak muda lagi, lalu kenapa harus aku
yang harus kembali merasakan sakit karna cinta dan rindu, apakah aku masih
pantas mendapat rasa bahagia sepeninggal sakit yang kuderita ? atau ada hal
lain yang nanti bias kupetik sebagai hikmah.
Kini
hatiku layu, airmataku kering, perasaanku membatu dan entah kemana arah yang
hendak aku tuju demi cinta dan rindu yang telah berbaur bersama darah dan
nadiku untuk meraih ketenangan dan kedamaian.Haruskah aku bersujud tapi engkau
bukan TUHAN atau haruskah aku merengek tapi aku bukan Bayi atau haruskah aku
meminta tapi aku Pengemis lalu apakah aku harus lari menjauh dari kenyataan
hidup?.
Lelah
sudah jiwa menahan gejolak derita, penat sudah hati menjangkau impian cinta
kini mungkin aku harus tidur dari segala bentuk cinta dan rindu tapi apakah aku
mampu, oh peradaban tolong Bantu aku agar aku bias tegar menjalani cinta dan
rindu walau langkahku harus tertatih.
Saat
kita dalam sekat yang sama,
Tak ada satu pun kata yang terucap,
Waktu kita bertatap mata,
Tak ada makna yang terangkai..
Semua beku, diam seperti tak bernyawa,
Begitu,
Kau
Dan
Aku…
Selalu begitu, padahal waktu kita banyak,
Padahal jasad kita ada,
Tapi sulit untuk kita bertegur sapa,
Bicara banyak soal rasa,
Mengapa demikian,
Kau dan aku, tetap bisu..
Padahal jika boleh jujur,
Bibirku ingin berucap,
Tanganku ingin berjabat..
Tapi, entahlah…
Tak ada satu pun kata yang terucap,
Waktu kita bertatap mata,
Tak ada makna yang terangkai..
Semua beku, diam seperti tak bernyawa,
Begitu,
Kau
Dan
Aku…
Selalu begitu, padahal waktu kita banyak,
Padahal jasad kita ada,
Tapi sulit untuk kita bertegur sapa,
Bicara banyak soal rasa,
Mengapa demikian,
Kau dan aku, tetap bisu..
Padahal jika boleh jujur,
Bibirku ingin berucap,
Tanganku ingin berjabat..
Tapi, entahlah…
Kau boleh tertawa sekarang…
Kau
boleh berkecak pinggang saat ini….
Kau
boleh melakukan apa pun untuk meluapkan kegeramanmu padaku….
Kau
boleh melakukan apa saja..
Yang
kau suka……
Tapi
kau harus ingat, ada yang terluka oleh sikapmu….!!!!