Bahasaku ini “kataku, aku butuh”. Tapi tak akan terangkat kata-kataku,
Persembunyian terlalu rapat, hingga aku sulit bernafas.
Disini gelap, pengap, air mata mengalir liar,
Bukan di goa–goa, disini, nyata, terlihat, dan tampak utuh.
Persembunyian terlalu rapat, hingga aku sulit bernafas.
Disini gelap, pengap, air mata mengalir liar,
Bukan di goa–goa, disini, nyata, terlihat, dan tampak utuh.
Apalagi? Tanyaku memberontak pengecut jiwa,
Memukul-mukulnya dengan makian, tapi tak teriak, dan tak terdengar.
Dindingnya terlalu tebal, untuk menyampaikan pesan.
Ini, bukti kekuatan rahasia “Sambil menunjuk sebagian sayatan-sayatan luka”
Perih, hanya aku yang merasa, hanya aku yang tahu, hanya aku yang menulis.
Memukul-mukulnya dengan makian, tapi tak teriak, dan tak terdengar.
Dindingnya terlalu tebal, untuk menyampaikan pesan.
Ini, bukti kekuatan rahasia “Sambil menunjuk sebagian sayatan-sayatan luka”
Perih, hanya aku yang merasa, hanya aku yang tahu, hanya aku yang menulis.
Ungkapan kecil, kertas buram, dan pojok kamar, adalah pendengar setia.
Lembaran kertas putih tertata, saksi mata, dan pengakuan sederhana.
Goresan perasaan, adalah bukti terkuat yang akan dikuak
tentang perjalanan, kehidupan serta perasaan nan terlalu indah untuk diceritakan.
Bukan mimpi, karena masih terasa…
Lembaran kertas putih tertata, saksi mata, dan pengakuan sederhana.
Goresan perasaan, adalah bukti terkuat yang akan dikuak
tentang perjalanan, kehidupan serta perasaan nan terlalu indah untuk diceritakan.
Bukan mimpi, karena masih terasa…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar