Terpaku di beranda sepi, bermandi purnama. Malam ini langit sungguh
bersahabat. Desir angin malam… meniup lembut. Ada gurat-gurat kelabu
sisa penghabisan hujan hari ini, namun langit sangat jernih dengan
kilauan bintang-bintangnya yang bertaburan
Aku, masih terpaku terdiam dalam ingatan ku tentang masa lalu,
tentang permintaan dan harapan mu. Tentang keinginanmu dan keinginanku
yang pernah kita tulis di atas selembar kertas putih.
Keinginan dan harapan yang nyatanya belum mampu kita wujudkan,
permintaan-permintaan yang akhirnya hanya bisa kita ucapkan tanpa
pernah menjadi kenyataan.
Mungkin kau lupa, tapi aku masih saja terus menggenggam keinginan
itu. Keinginan yang kini hanya menjadi bayangan lampau. Sayangnya… kita
adalah pengecut, terlalu takut dan memilih mengasingkan diri dari
kejujuran hati. Ya… aku akui, kita masih sangat angkuh pada setiap
kisah yang kita jadikan sebagai masa lalu.
Ini bagian cerita kita. Aku dan kau. Dan semuanya adalah masa lalu.
Akanku tutup kembali cerita usang ini sebagai sebuah pelajaran dalam
hidup.
Malam ini purnama terlalu indah untuk kulewatkan hanya dengan
bernostalgia dengan perih masa lampau. Selamat tinggal masa lalu, namun
aku masih terus berharap bisa meyakini bahwa hatiku bisa sepenuh
purnama menggantungkan harap pada langit malammu, hingga suatu hari kau
juga dapat mengingatnya dengan senyuman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar