Siang ini, ku buka kembali laman hitam dimana aku sering menulis
banyak hal tentang seseorang. Seseorang yang hanya hidup dalam
khayalanku yang hingga kinipun masih samar dalam pandanganku. Avatarnya
berjejakan disana, memasang raut bahagia dalam pelukan. Terbersit rasa
iri dan kecewa yang mendalam, namun lagi-lagi ku patahkan segala rasa
yang bisa menghancurkan itu.
Memang tak seharusnyalah aku iri dengan kebahagiaan yang telah
berhasil ia raih, toh…. manusia memiliki garis tangan masing-masing.
Tak ingin aku menghidupkan kembali iblis-iblis dan amarah yang telah
lama mati suri dalam diriku. Tak sedikitpun aku menginginkan itu lagi,
cukup sudah selama ini ambisi menjebakku dan menuntun ku pada jalan
yang salah, yang akhirnya hanya bisa ku ratapi penyesalannya.
Dan hari ini tentang seseorang itu pun, akan ku tamatkan ceritanya
sampai disini, meski nanti suatu hari aku masih tak yakin apakah
berniat untuk membukanya kembali. Tapi hari ini catatan tentang
seseorang ini hanya akan menjadi larik puisi tanda kenangan saja
untukku. Karena Aku, tak mungkin menggenggam terus rasa yang semakin
pudar bersama kebisuan kabar nya diujung sana. Sementara jiwa ini
semakin sakit parah dan marah jika mengingatnya.
Seseorang pernah berkata. “apakah bijaksana mematahkan hati sendiri
untuk seseorang yang menjauhkan hatinya…karena hidup sangatlah
singkat…”. Runtutan kalimat ini kembali membuatku mengerti memang tak
ada jalan kembali, menuju seseorang itu. Dan yang akan selalu ku ingat,
bahwa kenangan selamanya akan tetap ada, karena jejak nya akan selalu
tertinggal di keningku.
Dan kini Aku ingin menutup kisahku sebagai sejarah. Terimakasih
untuk semua kenangan yang sangat indah. Karena kejadianku, kejadianmu ,
dan kejadian kita, takkan lekang oleh waktu.