BBM (Blackbarry Massanger) ku berbunyi “Fan, Nanti jam tiga sore ikut aku ke Tuban, Kameranya dibawa ya, [Gus Ris],”. Pikirku langsung menebak, “Pasti mau hunting foto lagi di Pantai palang Tuban.”
Sejurus kemudian, aku cek Camera Nikon D3000 ku, Memory Card, Lensa, Batrey, tas semuanya siap jeprat jepret. Hughff… akhirnya ada waktu lagi untuk menyalurkan salah satu hobbyku ini.
Jarum Jam yang melingkar di tanganku tepat berada di angka 3, dari arah selatan nampak Mobil New CRV warna Hitam menepi menghampiriku.
“Ayo Fan, keburu ketinggalan Blu Moonnya,” sapa Gus Ris - Agus Susanto Rismanto- owner di tempatku bekerja.
“Iya Pak, ” jawabku sambil merapikan dudukku. Ditengah perjalanan ke Tuban, sesekali kukerutkan dahi memikirkan kata-kata Gus Ris tadi. “Blue Moon”, makhluk apa gerangan???.
“Ah, sudahlah nanti juga akan bersua,” gumamku. Ari Lasso dengan Kangennya mengalun pelan dari DVD player mobil mewah itu. Benar-benar sore yang menyenangkan, dan aku menikmatinya.
Blue Moon, Siapa Engkau ???
"Ada fenomena blue moon di bulan Agustus karena bulan purnama terjadi dua kali dalam satu bulan," jelas Profesor Riset Astronomi Astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin, dikutip dari detikcom.
Para ahli mengatakan Agustus ini bulan purnama akan muncul dua kali. Nah Purnama yang kedua ini akan berupa Blue Moon. Apa sih bedanya....?
"Bulan purnama pertama 1 Agustus lalu merupakan bulan purnama yang sering dilihat pada umumnya, sedangkan bulan purnama kedua itu bernama Blue Moon," jelas salah seorang astronom seperti yang dikutip oleh Space.com. Blue Moon ini tidak memiliki perbedaan mendasar dari bulan purnama pada umumnya, namun perbedaannya hanya terletak di warna tampilannya saja.
Bulan ini akan terjadi dua kali bulan purnama pada tanggal 2 Agustus dan 31 Agustus 2012. Demikian diungkapkan oleh Thomas Djamaludin, "Blue moon itu tidak punya makna fisis. Hanya istilah yang tidak jelas asal-usulnya. Saya kira nggak ada maknanya, hanya untuk menyebut bulan purnama yang kedua,".
"Purnama akan terjadi dua kali dalam sebulan sesuai dengan perhitungan satu tahun Masehi terdiri dari 365, 2422 hari. Satu bulan ada 29,53 hari. Jadi, setiap tahun ada selisih 10,6 hari.
Maka, setiap 2 atau 3 tahun akan terjadi kelebihan satu bulan. Itulah sebabnya dalam satu bulan terjadi dua kali purnama. Purnama kedua, akan terjadi pada tanggal 31 Agustus. Purnama kedua inilah yang disebut Blue Moon".
"Meski blue moon hanya sebatas istilah namun bukan berarti bulan tidak bisa berubah warna. Jika di bumi terjadi kebakaran hutan atau letusan gunung berapi, sesaat setelahnya bulan bisa terlihat berwarna kebiruan. Jelaga dan partikel abu yang tersimpan di atmosferlah yang terkadang bisa membuat bulan berwarna biru. Bulan terlihat kebiruan saat asap akibat kebakaran hutan yang luas di bagian barat Kanada. Fenomena itu terlihat di bagian timur Amerika Utara pada akhir September 1950. Demikian pula saat terjadi letusan gunung Pinatubo di Filipina pada Juni 1991, bulan juga dilaporkan berwarna biru" lanjut Prof Thomas Djamaludin menjelaskan mengapa bulan bisa menjadi biru.
Penyebab terjadinya dua kali Bulan Biru dalam setahun juga berkaitan dengan penanggalan. Sejarah mencatat, biasanya dua Blue Moon dalam setahun terjadi pada Bulan Januari dan Maret.
Blue Moon dalam Bulan Januari terjadi menjelang akhir Bulan. Karena Februari umumnya berjumlah 28 hari, maka pada Bulan itu tak ada purnama sama sekali. Purnama selanjutnya baru terjadi pada awal Maret. Blue Moon pada Maret bisa terjadi karena Maret berjumlah 31 hari.
Astronom Ma'rufin Sudibyo mengatakan, Bulan yang berwarna biru juga pernah terjadi pada tahun 1992, tepatnya saat terjadi gerhana Bulan 9 Desember 1992. Ma'rufin menjelaskan, sebagian kecil cakram Bulan saat gerhana tampak kebiruan. Adapun bagian lain tampak gelap, bukan kemerahan seperti biasanya. Ia menjelaskan bahwa fenomena tersebut berkaitan dengan letusan Gunung Pinatubo.
"Richard Keen, peneliti yang merekapitulasi citra Gerhana Bulan Total sejak masa Gunung Agung, mengatakan bahwa saat Gerhana Bulan total 1992 (bulan berwarna kebiruan) alasannya karena hamburan Matahari oleh ozon," jelas Ma'rufin.
Situs NASA menyebutkan bahwa Bulan yang tampak biru disebabkan oleh adanya partikel yang lebih besar dari panjang gelombang warna merah (0,7 mikron). Partikel tersebut bisa bersumber dari abu letusan gunung berapi. Bulan Biru paling fenomenal yang tercatat sejarah terjadi saat letusan Krakatau tahun 1883. Tidak hanya saat gerhana, Bulan juga tampak kebiruan setiap malam, entah sabit, separuh, ataupun purnama.
Berdasarkan penjelasan di situs NASA, Bulan berwarna biru tersebut terjadi selama bertahun-tahun sesudah letusan. Debu letusan Krakatau mengotori atmosfer dan menyebabkan sinar putih yang biasanya diperlihatkan Bulan tampak biru.
Bulan Biru juga terjadi setelah letusan Gunung St. Helen pada 1980 dan Gunung El Chicon di Meksiko tahun 1983.
Gerhana 10 Desember dan Bulan Biru.
Contoh terakhir Bulan yang tampak kebiruan terjadi pada Sabtu (10/12/2011) malam, saat Gerhana Bulan Total memasuki totalitas sekitar pukul 21.07 - 21.57 WIB. Ma'rufin yang mengamati fenomena tersebut dari Gombong, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Ia mengatakan bahwa Bulan yang berwarna kebiruan teramati oleh dua teleskop berbeda. Warna kebiruan cenderung menumpuk di satu titik. Berbeda dari gerhana Bulan total 1992, warna kebiruan pada gerhana kali ini dihiasi oleh warna merah pada bagian cakram Bulan yang lain.
Apa sebab Bulan yang tampak biru kali ini? Beberapa waktu lalu Gunung Merapi di Yogyakarta memang sempat meletus. Namun, Ma'rufin menguraikan bahwa warna kebiruan yang tampak tidak berkaitan dengan abu vulkanik Merapi. Buktinya, Bulan masih tampak kemerahan pada waktu itu.
Bulan dengan kelir kebiruan yang terjadi pada waktu itu tidak teramati di tempat selain Gombong. Oleh sebab itu, belum diketahui apakah fenomena tersebut lokal atau ekstraterestrial. Dengan demikian, belum tahu pasti sebab munculnya warna kebiruan. "Itu yang masih misterius bagi saya. Satu hipotesa saat ini sih, kemungkinan itu cahaya hasil hamburan ozon," kata Ma'rufin. Satu yang pasti, fenomena Bulan yang tampak kebiruan bukan hanya kiasan, melainkan nyata terjadi.
Sebuah analisa mengatakan Blue Moon merupakan peristiwa yang biasa disebut New Moon atau bulan baru. Hal tersebut dikarenakan kemunculan Blue Moon dan New Moon miliki kemiripan dari sisi penanggalannya. Kemungkinan Blue Moon akan muncul kembali pada 31 Juli 2015 atau dua tahun lagi. Perkiraan awal kemunculan Blue Moon ini akan terjadi pada tanggal 31 Agustus pagi Eastern Daylight Time atau kemungkinan tanggal 31 Agustus malam waktu Indonesia.
“Blue Moon, semoga kita berjumpa lagi tahun depan”.
Sumber teks:
Foto:
Sejurus kemudian, aku cek Camera Nikon D3000 ku, Memory Card, Lensa, Batrey, tas semuanya siap jeprat jepret. Hughff… akhirnya ada waktu lagi untuk menyalurkan salah satu hobbyku ini.
Jarum Jam yang melingkar di tanganku tepat berada di angka 3, dari arah selatan nampak Mobil New CRV warna Hitam menepi menghampiriku.
“Ayo Fan, keburu ketinggalan Blu Moonnya,” sapa Gus Ris - Agus Susanto Rismanto- owner di tempatku bekerja.
“Iya Pak, ” jawabku sambil merapikan dudukku. Ditengah perjalanan ke Tuban, sesekali kukerutkan dahi memikirkan kata-kata Gus Ris tadi. “Blue Moon”, makhluk apa gerangan???.
“Ah, sudahlah nanti juga akan bersua,” gumamku. Ari Lasso dengan Kangennya mengalun pelan dari DVD player mobil mewah itu. Benar-benar sore yang menyenangkan, dan aku menikmatinya.
Blue Moon, Siapa Engkau ???
"Ada fenomena blue moon di bulan Agustus karena bulan purnama terjadi dua kali dalam satu bulan," jelas Profesor Riset Astronomi Astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin, dikutip dari detikcom.
Para ahli mengatakan Agustus ini bulan purnama akan muncul dua kali. Nah Purnama yang kedua ini akan berupa Blue Moon. Apa sih bedanya....?
"Bulan purnama pertama 1 Agustus lalu merupakan bulan purnama yang sering dilihat pada umumnya, sedangkan bulan purnama kedua itu bernama Blue Moon," jelas salah seorang astronom seperti yang dikutip oleh Space.com. Blue Moon ini tidak memiliki perbedaan mendasar dari bulan purnama pada umumnya, namun perbedaannya hanya terletak di warna tampilannya saja.
Bulan ini akan terjadi dua kali bulan purnama pada tanggal 2 Agustus dan 31 Agustus 2012. Demikian diungkapkan oleh Thomas Djamaludin, "Blue moon itu tidak punya makna fisis. Hanya istilah yang tidak jelas asal-usulnya. Saya kira nggak ada maknanya, hanya untuk menyebut bulan purnama yang kedua,".
"Purnama akan terjadi dua kali dalam sebulan sesuai dengan perhitungan satu tahun Masehi terdiri dari 365, 2422 hari. Satu bulan ada 29,53 hari. Jadi, setiap tahun ada selisih 10,6 hari.
Maka, setiap 2 atau 3 tahun akan terjadi kelebihan satu bulan. Itulah sebabnya dalam satu bulan terjadi dua kali purnama. Purnama kedua, akan terjadi pada tanggal 31 Agustus. Purnama kedua inilah yang disebut Blue Moon".
"Meski blue moon hanya sebatas istilah namun bukan berarti bulan tidak bisa berubah warna. Jika di bumi terjadi kebakaran hutan atau letusan gunung berapi, sesaat setelahnya bulan bisa terlihat berwarna kebiruan. Jelaga dan partikel abu yang tersimpan di atmosferlah yang terkadang bisa membuat bulan berwarna biru. Bulan terlihat kebiruan saat asap akibat kebakaran hutan yang luas di bagian barat Kanada. Fenomena itu terlihat di bagian timur Amerika Utara pada akhir September 1950. Demikian pula saat terjadi letusan gunung Pinatubo di Filipina pada Juni 1991, bulan juga dilaporkan berwarna biru" lanjut Prof Thomas Djamaludin menjelaskan mengapa bulan bisa menjadi biru.
Penyebab terjadinya dua kali Bulan Biru dalam setahun juga berkaitan dengan penanggalan. Sejarah mencatat, biasanya dua Blue Moon dalam setahun terjadi pada Bulan Januari dan Maret.
Blue Moon dalam Bulan Januari terjadi menjelang akhir Bulan. Karena Februari umumnya berjumlah 28 hari, maka pada Bulan itu tak ada purnama sama sekali. Purnama selanjutnya baru terjadi pada awal Maret. Blue Moon pada Maret bisa terjadi karena Maret berjumlah 31 hari.
Astronom Ma'rufin Sudibyo mengatakan, Bulan yang berwarna biru juga pernah terjadi pada tahun 1992, tepatnya saat terjadi gerhana Bulan 9 Desember 1992. Ma'rufin menjelaskan, sebagian kecil cakram Bulan saat gerhana tampak kebiruan. Adapun bagian lain tampak gelap, bukan kemerahan seperti biasanya. Ia menjelaskan bahwa fenomena tersebut berkaitan dengan letusan Gunung Pinatubo.
"Richard Keen, peneliti yang merekapitulasi citra Gerhana Bulan Total sejak masa Gunung Agung, mengatakan bahwa saat Gerhana Bulan total 1992 (bulan berwarna kebiruan) alasannya karena hamburan Matahari oleh ozon," jelas Ma'rufin.
Situs NASA menyebutkan bahwa Bulan yang tampak biru disebabkan oleh adanya partikel yang lebih besar dari panjang gelombang warna merah (0,7 mikron). Partikel tersebut bisa bersumber dari abu letusan gunung berapi. Bulan Biru paling fenomenal yang tercatat sejarah terjadi saat letusan Krakatau tahun 1883. Tidak hanya saat gerhana, Bulan juga tampak kebiruan setiap malam, entah sabit, separuh, ataupun purnama.
Berdasarkan penjelasan di situs NASA, Bulan berwarna biru tersebut terjadi selama bertahun-tahun sesudah letusan. Debu letusan Krakatau mengotori atmosfer dan menyebabkan sinar putih yang biasanya diperlihatkan Bulan tampak biru.
Bulan Biru juga terjadi setelah letusan Gunung St. Helen pada 1980 dan Gunung El Chicon di Meksiko tahun 1983.
Gerhana 10 Desember dan Bulan Biru.
Contoh terakhir Bulan yang tampak kebiruan terjadi pada Sabtu (10/12/2011) malam, saat Gerhana Bulan Total memasuki totalitas sekitar pukul 21.07 - 21.57 WIB. Ma'rufin yang mengamati fenomena tersebut dari Gombong, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Ia mengatakan bahwa Bulan yang berwarna kebiruan teramati oleh dua teleskop berbeda. Warna kebiruan cenderung menumpuk di satu titik. Berbeda dari gerhana Bulan total 1992, warna kebiruan pada gerhana kali ini dihiasi oleh warna merah pada bagian cakram Bulan yang lain.
Apa sebab Bulan yang tampak biru kali ini? Beberapa waktu lalu Gunung Merapi di Yogyakarta memang sempat meletus. Namun, Ma'rufin menguraikan bahwa warna kebiruan yang tampak tidak berkaitan dengan abu vulkanik Merapi. Buktinya, Bulan masih tampak kemerahan pada waktu itu.
Bulan dengan kelir kebiruan yang terjadi pada waktu itu tidak teramati di tempat selain Gombong. Oleh sebab itu, belum diketahui apakah fenomena tersebut lokal atau ekstraterestrial. Dengan demikian, belum tahu pasti sebab munculnya warna kebiruan. "Itu yang masih misterius bagi saya. Satu hipotesa saat ini sih, kemungkinan itu cahaya hasil hamburan ozon," kata Ma'rufin. Satu yang pasti, fenomena Bulan yang tampak kebiruan bukan hanya kiasan, melainkan nyata terjadi.
Sebuah analisa mengatakan Blue Moon merupakan peristiwa yang biasa disebut New Moon atau bulan baru. Hal tersebut dikarenakan kemunculan Blue Moon dan New Moon miliki kemiripan dari sisi penanggalannya. Kemungkinan Blue Moon akan muncul kembali pada 31 Juli 2015 atau dua tahun lagi. Perkiraan awal kemunculan Blue Moon ini akan terjadi pada tanggal 31 Agustus pagi Eastern Daylight Time atau kemungkinan tanggal 31 Agustus malam waktu Indonesia.
“Blue Moon, semoga kita berjumpa lagi tahun depan”.
Sumber teks:
Foto: